VOKASI NEWS – Deteksi awal stroke dengan metode BE Fast yang dibantu oleh Vokasi UNAIR dalam mengedukasi.
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian ketiga di dunia, dengan prevalensi tinggi di negara berkembang dan maju. Menurut Kemenkes (2023), stroke adalah pembunuh nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang gejala awal dan mitos seputar stroke sering menghambat penanganan cepat. Metode “BE FAST” menjadi alat deteksi awal yang efektif untuk mengenali gejala stroke, meminimalkan keparahan, dan menyelamatkan nyawa. Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) mendukung upaya ini melalui edukasi kesehatan masyarakat.
Deteksi dini sangat penting karena penanganan dalam 4,5 jam pertama (periode emas) dapat mencegah kerusakan otak permanen. Artikel ini membahas mitos dan fakta stroke, metode BE FAST, serta peran Vokasi UNAIR dalam meningkatkan literasi kesehatan stroke.
Mitos, Fakta, dan Penyebab Stroke
Banyak mitos menghambat penanganan stroke, seperti:
- Mitos: Stroke tidak dapat dicegah. Fakta: Hingga 80% kasus stroke dicegah dengan perilaku CERDIK (Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres).
- Mitos: Stroke hanya menyerang lansia. Fakta: Stroke juga terjadi pada usia produktif (25-45 tahun) akibat kelainan pembuluh darah atau gaya hidup.
- Mitos: Stroke tidak butuh penanganan segera. Fakta: Stroke adalah darurat medis; penundaan meningkatkan risiko kecacatan atau kematian.
Stroke terbagi menjadi iskemik (sumbatan arteri otak) dan hemoragik (pendarahan otak). Kedua jenis ini menyebabkan defisit neurologis mendadak, seperti kelemahan lengan atau kesulitan bicara, yang memerlukan tindakan cepat.
Mengenal Metode BE FAST untuk Deteksi Dini
Metode “BE FAST” membantu mengenali gejala stroke dengan cepat:
- B – Balance: Kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
- E – Eyes: Gangguan penglihatan mendadak, seperti penglihatan ganda.
- F – Face: Wajah menurun atau senyum tidak simetris.
- A – Arm: Kelemahan atau mati rasa pada lengan saat diminta diangkat.
- S – Speech: Bicara tidak jelas atau sulit memahami pembicaraan.
- T – Time: Segera hubungi layanan darurat jika gejala muncul, meski sementara.
Penanganan dalam periode emas (4,5 jam) dapat menyelamatkan jutaan neuron otak, mengurangi risiko kecacatan jangka panjang. Kesadaran tentang BE FAST meningkatkan peluang pemulihan.
Peran Vokasi UNAIR dalam Edukasi Stroke
Fakultas Vokasi UNAIR, melalui program seperti D4 Keperawatan, aktif mengedukasi masyarakat tentang pencegahan dan deteksi stroke. Kegiatan penyuluhan kesehatan memperkenalkan metode BE FAST kepada siswa dan komunitas, meningkatkan literasi kesehatan. Program D3 Keperawatan juga dapat mengajarkan pola makan sehat untuk mencegah stroke, mendukung perilaku CERDIK.
Vokasi UNAIR dapat berkolaborasi dengan puskesmas, sejalan dengan kebijakan BPJS Kesehatan untuk FKTP, untuk melatih tenaga kesehatan dalam mendeteksi dan mengedukasi tentang stroke. Ini memperkuat peran FKTP sebagai garda terdepan penanganan penyakit kronis.
[BACA JUGA: Insan Kampus Berkontribusi untuk Negeri: Dialog Inspiratif Dekan Vokasi UNAIR di Radio Suara Muslim]
Mengenali gejala stroke dengan BE FAST adalah langkah awal mencegah keparahan. Dengan dukungan edukasi dari Vokasi UNAIR, masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman stroke, menuju kehidupan yang lebih sehat dan bebas kecacatan.
***
Penulis: Rayyida Azzaidiyah
Pembimbing : Hafna Ilmy Muhalla; dan Cucuk Rahmadi Purwanto
Program Studi : D-III Keperawatan
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR