VOKASI NEWS – Rahasia sukses menjadi content creator pada era digital.
Pada era digital saat ini, menjadi content creator adalah side hustle impian banyak orang. Dengan berkembangnya platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, siapa pun bisa membuat konten dan membangun viewers dan citranya sendiri. Tapi di balik semua itu, ada satu dilema besar yang sering dihadapi para kreator: mana yang lebih penting, kualitas atau konsistensi?
Beberapa orang berpendapat bahwa kualitas adalah segalanya. Konten harus dikemas dengan baik, menarik, dan informatif agar bisa mendapatkan perhatian viewers. Sementara yang lain percaya bahwa konsistensi adalah kunci utama, karena tanpa jadwal posting yang rutin, sulit untuk mempertahankan audiens. Lalu, mana yang sebenarnya lebih menentukan kesuksesan seorang content creator?
Kualitas: Membangun Citra dan Menarik Viewers Baru
Kualitas konten memainkan peran besar dalam menarik perhatian viewers. Konten yang dibuat dengan baik, baik dari segi visual, penyampaian pesan, kualitas HD, maupun editing cenderung lebih menarik dan mudah diingat. Sebuah video dengan pencahayaan yang baik, suara yang jernih, dan pesan yang jelas akan memiliki daya tarik lebih dibandingkan video yang dibuat asal-asalan.
Selain itu, kualitas juga memengaruhi citra seorang content creator. Jika seseorang selalu menghasilkan konten yang informatif dan profesional, atau bisa disebut ‘niat’, viewers akan lebih percaya dan menghargai karyanya. Hal ini sangat penting, terutama bagi kreator yang ingin membangun branding yang kuat dan bekerja sama dengan brand atau sponsor, atau sekedar ingin viewers membeli produknya seperti affiliator.
Namun, ada tantangan besar dalam mempertahankan kualitas. Proses produksi konten berkualitas tinggi memerlukan waktu, tenaga, dan terkadang biaya yang tidak sedikit. Mulai dari riset, penulisan skrip, pengambilan gambar, hingga proses editing, semuanya membutuhkan effort yang cukup besar. Akibatnya, beberapa kreator mungkin kesulitan untuk rutin mengunggah konten jika terlalu fokus pada kualitas.
Konsistensi: Membangun Kebiasaan dan Loyalitas Viewers
Sementara itu, konsistensi adalah faktor yang tidak kalah penting. Platform digital umumnya lebih menyukai kreator yang aktif dan sering mengunggah konten. Algoritma media sosial cenderung memberikan prioritas lebih tinggi kepada akun yang konsisten, sehingga peluang For Your Page (untuk platform TikTok) atau munculnya konten di beranda bisa menjangkau lebih banyak orang dan akan semakin besar.
Selain itu, konsistensi juga membantu membangun kebiasaan pada viewers. Misalnya, jika seorang kreator selalu mengunggah video setiap hari Senin dan Kamis, pengikutnya juga akan terbiasa menantikan konten baru di hari-hari tersebut. Ini menciptakan hubungan yang lebih erat antara kreator dan audiensnya.
Namun, ada risiko di balik terlalu mengutamakan konsistensi. Jika seorang kreator hanya fokus pada kuantitas dan mengabaikan kualitas, kontennya bisa kehilangan daya tarik. Viewers mungkin tetap menonton, tetapi jika kontennya terasa monoton atau kurang berisi, ada kemungkinan mereka akan bosan dan berpindah ke kreator lain.
Menemukan Flexibility yang Tepat
Jadi, apa yang harus dilakukan? Kuncinya adalah menemukan keseimbangan antara kualitas dan konsistensi. Seorang content creator harus mampu menghasilkan konten yang tetap menarik tanpa mengorbankan frekuensi unggahan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan merencanakan konten jauh-jauh hari. Dengan membuat kalender konten, content plan, dan kreator bisa menentukan kapan harus mengunggah konten ringan dan kapan harus mengeluarkan konten unggulan yang lebih kompleks. Atau teknik batch content, membuat beberapa konten sekaligus dalam satu waktu juga bisa menjadi solusi untuk tetap konsisten tanpa merasa kewalahan atauu overwork.
[BACA JUGA: Insan Kampus Berkontribusi untuk Negeri: Dialog Inspiratif Dekan Vokasi UNAIR di Radio Suara Muslim]
Selain itu, memanfaatkan alat bantu seperti template, aplikasi editing otomatis, dan analisis performa juga bisa sangat membantu. Dengan melihat data performa konten sebelumnya, seorang kreator bisa mengetahui jenis konten apa yang paling disukai viewers dan menyesuaikan strategi selanjutnya.
***
Penulis : Dinda Prabaningrum Burhanudin
Prodi : D3 Bahasa Inggris
Supervisor : Sidarta Prassetyo
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR