VOKASI NEWS – Prevalensi sensitivitas antibiotik Klebsiella Pneumoniae dan Escherichia Coli yang menghasilkan ESBL pada sampel sputum berdasarkan hasil penelitian mahasiswa.
Penyakit menular telah lama menjadi prioritas kesehatan masyarakat global dan telah diakui sebagai penyebab utama permasalahan penurunan kesehatan dunia. Sekitar 20% kematian secara global disebabkan oleh penyakit infeksi khususnya pada negara berkembang seperti halnya di Indonesia. Hasil penelitian oleh Global Burden of Diseases 4,9 juta orang meninggal di 204 negara dengan menyebabkan 7,7 juta kematian. Penurunan jumlah penyakit infeksi dapat menjadi salah satu tantangan tersendiri terutama pada negara negara berpenghasilan menengah hingga rendah.
[BACA JUGA: Para Ibu Wajib Tahu! Inilah Pentingnya Keseimbangan Elektrolit Pada Balita Saat Diare]
Infeksi Bakteri Penyebab Kematian
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu infeksi saluran pernafasan. Lebih dari 90% kematian yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan terjadi di negara berkembang. Untuk mendeteksi penyakit tersebut diperlukan suatu pemeriksaan secara mikroskopik memiliki prevalensi pemeriksaan sampel tertinggi pada sampel sputum. Jenis pemeriksaan yang dilakukan utuk mendiagnosis etiologi penyakit pernafasan dapat berupa kultur sputum dan sensitivitas antibiotik. Namun, resistensi antibiotik juga dapat saja terjadi ketika bakteri mengalami perubahan respon terhadap antibiotik. Hal itu dapat mengakibatkan obat-obatan yang digunakan untuk menyembuhkan infeksi yang ditimbulkan menjadi tidak efektif.
Pengobatan dengan antibiotik jenis β-lactam merupakan pengobatan yang sering digunakan. Adapun hal itu bersifat bakterisidal dengan menghambat sintesis dinding sel sehingga dapat melisiskan sel bakteri. Paparan antibiotik β-lactam dalam jumlah besar dan jangka panjang dapat menginduksi produksi dan mutasi enzim β-lactam sehingga memperluas aktivitas enzim dengan menghidrolisis antibiotik β-lactam. Enzim tersebut dikenal sebagai Extended Spectrum Beta Lactamases (ESBL) yang bersifat beragam, kompleks dan sangat cepat membelah. Hingga saat ini, jumlah varian ESBL terus meningkat hingga menjadi 300 varian ESBL. Hal inilah yang menyebabkan bakteri ESBL memiliki terapi yang terbatas. Secara global prevalensi bakteri patogen penghasil ESBL adalah Escherichia Coli dan Klebsiella Pneumoniae.
Mengenal Klebsiella Pneumoniae
Klebsiella pneumoniae menggunakan banyak strategi untuk dapat tumbuh dan melindungi dirinya sendiri dari respon imun hospes. Adapun Klebsiella pneumoniae menggunakan 4 faktor utama virulensi pada kapsul untuk menghindari respon hospes antara lain hypercapsule pada strain HV (hipervirulen) ; lipopolisakarida (LPS) ; siderofor ; dan fimbria (pili). Klebsiella penumoniae akan menjadi defensif untuk melindungi diri terhadp respon imun dengan menghindari fagosit.Sedangkan, sebagian besar strain Escherichia coli patogen merusak sel inang pada bagian luar, tetapi Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC) merupakan patogen intraseluler yang mampu menyerang dan bereplikasi di dalam sel mukosa usus dan makrofag.
Perbandingan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menghasilkan pemeriksaan mikroskopik pada 77 sampel ditemukan prevalensi sel epitel pada bakteri Escherichia Coli ESBL +1 atau rare (19/44) dengan ditemukannya <1 sel / LPF dan +2 atau few (12/33) Klebsiella Pneumoniae ESBL. Hal ini menjadi salah satu indikator kebenaran dalam pengambilan sampel yaitu berupa sputum. Hal tersebut dikarenakan sputum dapat digambarkan melalui adanya makrofag alveoli maupun epitel bronkus yang berasal dari paru. Hasil penelitian mikroskopik ini juga menunjukkan sampel sputum positif Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli penghasil ESBL memiliki persentase tinggi pada sel leukosit menghasilkan +4 atau >25 sel/ LPF yaitu masing-masing 81,92% dan 68%. Hal ini dapat menjadi salah satu bentuk respon tubuh untuk mengetahui terjadinya suatu infeksi ataupun peradangan pada pasien.
Sedangkan, hasil penelitian sensitivitas antibiotic pada bakteri Escherichia Coli dan Klebsiella Pneumoniae penghasil ESBL pola sensitivitas antibiotik terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli penghasil ESBL ditemukan tertinggi pada antibiotic amikacin,meropenem,dan tazobactam dengan masing-masing didapatkan prevalensi angka yang sama yaitu 100%. antibiotik meropenem yang merupakan golongan karbapenem adalah antibiotik dengan memiliki spektrum luas yang aktif terhadap bakteri gram negatif dan gram positif, baik aerobik ataupun anaerobik. Meropenem mempunyai daya tahan pada beberapa jenis betalakmase yang diperantai plasmid ataupun kromosom. Gambaran pola kepekaan terhadap antibiotik menjadikan faktor penting sebagai bentuk penanganan terhadap pasien terutama pada pasien rawat inap guna menunjang kesembuhan pada pasien. Sehingga, diperlukan pengkajian ulang terhadap terapi antibiotik sehingga mengurangi terbentuknya pola resistensi antibiotik pada pasien.
***
Nama Penulis : Anindya Putri Surya
Nama Pembimbing : Aliyah Siti Sundari
Program Studi : D3 Teknologi Laboratorium Medis
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR