Semua Penderita Gagal Ginjal Kronik, Harus Melakukan Hemodialisa?

VOKASI NEWS – Pada penderita gagal ginjal kronik umumnya akan terjadi penurunan massa ginjal dan dapat mengakibatkan hipertrofi struktural dan fungsional dari nefron. Pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal mempunyai komposisi dan volume urine yang tidak normal misalnya adanya sel darah merah atau protein dalam urine. Ginjal pada pasien gagal ginjal kronik tidak dapat berfungsi dengan baik. Ginjal mengalami gangguan untuk memfiltrasi darah sehingga zat metabolisme tubuh seperti urea, asam urat dan kreatinin tidak dapat diekskresikan.

Gagal ginjal kronik adalah destruksi stuktur ginjal yang berlangsung terus menerus. Gagal ginjal kronik yang memerlukan dialisis yaitu penyakit yang mengalami penurunan fungsi ginjal dengan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) <15 mL/mnt. Pada keadaan ini menandakan bahwa fungsi ginjal sangat menurun dan akan terjadi akumulasi toksin dalam tubuh yang bisa disebut uremia. Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang dapat mempengaruhi angka mortalitas.

Cara Penegakan Diagnosis Gagal Ginjal ?

Penegakan diagnosis gagal ginjal dapat ditentukan dengan cara mengukur kadar kreatinin, senyawa ini hanya dapat diekskresikan oleh ginjal. Kreatinin adalah senyawa kimia sebagai penanda bahwa fungsi ginjal normal. Apabila kadar kreatinin pada urine menurun, maka akan mengakibatkan laju filtrasi glomerulus ini menurun. Penurunan laju filtrasi glomerulus ini ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin dalam serum . Tinggi rendahnya kadar kretainin yang ada didalam darah akan menjadi penentu seorang pasien tersebut mengalami gangguan fungsi ginjal dan memerlukan tindakan hemodialisa atau tidak.

Cara penanganan Gagal Ginjal Kronik

Penatalaksanaan gagal ginjal kronik dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu dengan terapi konservatif dan terapi pengganti ginjal. Penanganan gagal ginjal secara konservatif yaitu meliputi tindakan yang menghambat berkembangnya gagal ginjal, menstabilkan pasien dan mengobati setiap faktor reversible. Beberapa terapi konservatif yang dapat dilakukan yaitu dengan pengaturan diet pada pasien gagal ginjal kronik. Tujuan dilakukannya terapi konservatif ini adalah untuk mencegah memburuknya faal ginjal, memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara keseimbangan elektrolit.

Terapi konservatif lain yang dapat dilakukan yaitu menjaga keseimbangan elektrolit dengan cara koreksi hiperkalemia yang terjadi akibat kelebihan kalium dalam darah dan berpicu kepada kematian mendadak. Koreksi anemia ditujukan untuk mengatasi faktor defisiensi. Koreksi asidosis seperti pemberian asam melalui obat-obatan harus dihindari. Apabila terapi konservatif tidak efektif maka dapat dilakukan terapi pengganti ginjal. Untuk terapi pengganti ginjal dapat dilakukan hemodialisa dan transplantasi ginjal.

Hemodialisa Itu Perlu Tidak Ya?

Penanganan gagal ginjal kronik (GGK) dapat diatasi dengan dua  metode yaitu transplantasi ginjal dan hemodialisa. Hemodialisa adalah  metode pengobatan bagi pasien GGK stadium akhir atau End Stage Renal Disease (ESRD) yang memerlukan terapi dalam jangka panjang. Pasien GGK akan mengalami perubahan sistem imun  sehingga dapat menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan tubuh dan mudah terkena infeksi. Pengobatan ini tidak dapat menyembuhkan ataupun memulihkan penyakit gagal ginjal.

Menurut PENIPERI, 2015 hemodialisis adalah proses pembersihan darah menggunakan alat yang berfungsi sebagai ginjal buatan (dialyzer) dari  bahan-bahan di dalam tubuh yang sifatnya berlebihan. Hemodialisa sampai saat ini masih menjadi alternatif pengobatan yang paling utama sebagai pengganti fungsi ginjal pasien GGK. Terapi ini bertujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme protein dan mengoreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Hemodialisa adalah terapi yang memerlukan waktu yang lama serta biaya  yang mahal. Menurut Indonesia Renal Registry (IRR) tahun 2018 pelaksanaan hemodialisa di provinsi Jawa Timur ini sebanyak 80%.

Penulis : Pratiwi Gizka Kirana

Dosen Pembimbing : Anita Kurniati

Editor: Tim Branding Fakultas Vokasi Universitas Airlangga