Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39
Pemeriksaan HbA1c oleh Mahasiswa D3 TLM UNAIR

Pemeriksaan HbA1c dengan Alat Otomatis BIO-RAD D-10: Media Belajar Mahasiswa D3 TLM UNAIR di RSPAL Dr. Ramelan


Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

VOKASI NEWS – Pemeriksaan HbA1c  oleh Mahasiswa D3 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Universitas Airlangga (UNAIR) saat sedang magang di RSPAL dr. Ramelan Surabaya.

Mahasiswa D3 TLM Fakultas Vokasi UNAIR melaksanakan kegiatan magang sejak tanggal 19 Februari hingga 29 Maret 2024. Magang tersebut dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik RSPAL dr. Ramelan Surabaya.

Selama kurun waktu 6 minggu mahasiswa D3 TLM mendapatkan kesempatan melakukan pemeriksaan pada berbagai bidang patologi klinik.  Adapun bidang pemeriksaannya meliputi hematologi, imunologi, kimia klinik. Tidka hanya itu saja, mahasiswa juga membidangi urinalisis, sampling, mikrobiologi, dan bank darah rumah sakit.

Pelayanan laboratorium menggunakan alat yang canggih. Salah satu alat canggihnya ialah BIO-RAD D-10. Alat tersebut digunakan untuk memeriksa HbA1c. Pemeriksaan tersebut sering dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Salah satu fungsi alat tersebut ialah digunakan untuk pemeriksaan yang berkaitan dengan diabetes mellitus.

Fakta seputar penyakit diabetes melitus di Indonesia

Masalah  kesehatan  yang  banyak  dihadapi  oleh  masyarakat  Indonesia belakangan ini meliputi berbagai macam penyakit. Salah satu masalah kesehatan yang menjadi permasalahan saat  ini  adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) diantaranya adalah diabetes melitus. Penderita diabetes di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat. Diabetes melitus (DM) disebabkan oleh gangguan metabolisme yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai dengan peningkatan gula darah atau sering disebut dengan kondisi hiperglikemia yang disebabkan karena menurunnya jumlah insulin dari pankreas. Diabetes memiliki 2 tipe yakni diabetes melitus tipe 1 yang merupakan hasil dari reaksi autoimun terhadap protein sel pankreas, kemudian diabetes tipe 2 yang mana disebabkan oleh kombinasi faktor genetik yang berhubungan dengan gangguan sekresi insulin, resistensi insulin dan faktor lingkungan seperti obesitas, makan berlebihan, kurang makan, olahraga dan stres, serta penuaan.

Menurut IDF (International Diabetes Federation), Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021. Persoalan ini menjadi perhatian dari Kementerian Kesehatan, mengingat diabetes melitus merupakan ibu dari segala penyakit. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 juga menunjukkan prevalensi Diabetes Melitus di  Indonesia  berdasarkan  diagnosis  dokter  pada umur ≥ 15 tahun sebesar 2%. Penderita didiagnosis Diabetes  Melitus apabila  kadar  glukosa  darah  puasa  > 126  mg/ dl  atau kadar  glukosa  darah  sewaktu > 200 mg/dl. Meningkatnya  angka  insiden Diabetes Melitus Tipe  2  ini  diikuti  oleh  peningkatan  kejadian  komplikasi.  Komplikasi  yang  dapat dialami  penderita  bervariasi  diantaranya  komplikasi  fisik,  psikologis, sosial  dan  ekonomi. Komplikasi fisik yang timbul dapat berupa kerusakan mata, kerusakan ginjal, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke bahkan sampai menyebabkan gangrene.

Mengenal HbA1c dan pemeriksaanya

HbA1c (Hemoglobin terglikosilasi) adalah salah satu jenis hemoglobin yang berikatan dengan glukosa melalui reaksi non enzimatik. HbA1c merupakan salah satu parameter pemeriksaan yang berfungsi sebagai skrining awal serta monitoring keberhasilan pengobatan pada pasien Diabetes melitus.  Pemeriksaan HbA1c merupakan pemeriksaan gold standar untuk mendeteksi kadar gula dalam darah pada pasien diabetes. Dikarenakan konsentrasi glukosa yang melekat pada HbA1c sangat stabil, sehingga pasien dapat diketahui rata-rata nilai gula darah selama 2-3 bulan dan meminimalisir adanya kesalahan pemeriksaan. Kadar nilai normal untuk HbA1c adalah <5,7%, lebih dari itu maka harus diwaspadai terindikasi penyakit diabetes mellitus.

BACA JUGA: K3 Roadshow: Langkah Awal Mengenalkan Prodi D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Airlangga

Pemeriksaan kadar HbA1c pada pasien Diabetes melitus dapat menggunakan alat otomatis yang canggih salah satunya adalah alat BIORAD D-10. Alat ini digunakan untuk mengukur kadar HbA1c pada darah dengan menggunakan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography) yang telah direkomendasikan oleh NGSP (National Glycohemoglobin Standardization Program). Pasien akan diambil darah untuk bahan pemeriksaan.Kemudian sampel dimasukkan kedalam alat kemudian akan secara otomatis dikerjakan oleh alat BIORAD D-10. Pada alat BIORAD D-10 dengan metode HPLC akan terjadi pemisahan analit berdasarkan kepolarannya, sehingga terdapat fase diam yaitu amalitycal catridge dan fase gerak yaitu campuran buffer. kemudian hemoglobin akan dipisahkan berdasarkan interaksi ioniknya dan akan terbaca setelah melewati aliran fotometer liter pada panjang gelombang 415 nm. Hasil pemeriksaan akan langsung terintegrasi ke sistem LIS Rumah sakit.

Pentingnya mengetahui langkah-langkah mencegah Diabetes Mellitus

1. Menjaga asupan harian

Jumlah asupan kalori harian harus terkontrol untuk tetap mempertahankan berat badan ideal. Konsumsi karbohidrat kompleks harus seimbang agar tidak menyebabkan glukosa darah meningkat secara signifikan setelah makan.

2. ⁠Rutin beraktivitas fisik

Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang memiliki pengaruh positif terhadap pengendalian glukosa darah.

3. Menghentikan kebiasaan merokok

Merokok dapat memperparah komplikasi kardiovaskular dari intoleransi glukosa dan penyakit diabetes melitus tipe 2.

4. Menghindari konsumsi alkohol

Mengkonsumsi alkohol dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah yang nantinya dapat

mengganggu metabolisme glukosa dalam darah.

5. Melakukan pemeriksaan HbA1c

Pemeriksaan HbA1c merepresentasikan kondisi glukosa dalam 3 bulan. Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi kondisi prediabetes supaya tidak jatuh menjadi diabetes.

***

Penulis: Ivon Septyanti

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR