Gambaran Kecemasan Orang Tua Pada Anak Dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Anggrek RSUD Ibnu Sina Gresik

VOKASI NEWS – Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemik di seluruh wilayah tropis dan sebagian wilayah subtropis. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut menjadi momok yang menakutkan karena penularannya dapat berlangsung cepat dalam suatu wilayah. Bahkan dalam satu bulan, jumlah kasus DBD pada wilayah endemik bisa sampai puluhan manusia yang terinfeksi virus dengue

Pada beberapa wilayah, peningkatan kasus DBD dipengaruhi oleh curah hujan dan kelembaban udara (Unhas, 2018). Menurut Carnegie dalam Aziza Zukruf (2018) secara teoritis terjadinya kecemasan dapat muncul akibat dari pencegahan terhadap suatu keadaan yang membuat individu takut maupun adanya suatu pengalaman terhadap suatu hal yang memunculkan rasa sakit. 

BACA JUGA: Rapat Sampai Pagi: Work Hard atau Lack of Time Management?

Sehingga ketika individu tersebut dihadapkan dengan sebuah peristiwa serupa maka individu akan memunculkan reaksi maupun sikap karena timbulnya suatu bahaya yaitu cemas. Menurut Iyus dalam Saifudin dan Kholidin (2015), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan orang tua diantaranya adalah jenis kelamin, usia, lingkungan, kondisi medis, pengetahuan, peran keluarga, tingkat pendidikan, dan ekonomi. Menurut WHO DBD dibagi dalam 4 derajat yaitu (Nurarif & Kusuma 2015) :

  1. Derajat I yaitu demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, hemokonsentrasi.
  2. Derajat II yaitu seperti derajat I, disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau perdarahan di tempat lain.
  3. Derajat III yaitu ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi disertai dengan sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.
  4. Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak teratur.

Tingkatan Kecemasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Ibnu Sina Gresik

Semua orang pasti mengalami kecemasan pada derajat tertentu, Menurut Peplau, dalam (Muyasaroh et al. 2020) mengidentifikasi empat tingkatan kecemasan :

  1. Kecemasan Ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. Tanda dan gejalanya seperti persepsi dan perhatian meningkat dan mampu mengatasi masalah secara efektif serta terjadi kemampuan belajar. Perubahan fisiologi ditandai dengan gelisah, sulit tidur, hipersensitif terhadap suara, tanda vital dan pupil normal.

  1. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga individu mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Respon fisiologi : sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, gelisah, konstipasi. Sedangkan respon kognitif yaitu lahan persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya. 

  1. Kecemasan Berat

Kecemasan berat sangat mempengaruhi persepsi individu. Individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang rinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Salah stau gejalanya yaitu persepsinya sangat kurang, tidak dapat berkonsentrasi atau menyelesaikan masalah, serta tidak dapat belajar secara efektif. Pada tingkatan ini individu mengalami sakit kepala, pusing, mual, gemetar, insomnia, palpitasi, takikardi, hiperventilasi, sering buang air kecil maupun besar, dan diare. Secara emosi individu mengalami ketakutan serta seluruh perhatian terfokus pada dirinya

  1. Panik

Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak dapat melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik menyebabkan peningkatan aktivitas motorik,menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, kehilangan pemikiran yang rasional. Kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian. Tanda dan gejala dari tingkat panik yaitu tidak dapat fokus pada suatu kejadian.

***

Penulis: Anggun Ayu Widari

Editor: Puspa Anggun Pertiwi