Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39
Intensitas Kebisingan: Adakah Hubungannya dengan Tekanan Darah dan Stres pada Pekerja Pertambangan? - Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Intensitas Kebisingan: Adakah Hubungannya dengan Tekanan Darah dan Stres pada Pekerja Pertambangan?


Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

VOKASI NEWS – Pentingnya memberikan perhatian kenapa intensitas kebisingan di lingkungan kerja pertambangan.

Lingkungan kerja dapat dianggap sebagai sumber bahaya yang berpengaruh terhadap kesehatan pekerja. Salah satu sumber bahaya tersebut adalah bahaya fisika. Bahaya fisika yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja adalah kebisingan. Suara bising di tempat kerja dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi. Hal ini disebabkan oleh kebisingan yang berpotensi menyebabkan emosi tidak stabil dan peningkatan stres, yang dapat meningkatkan tekanan darah melalui sistem saraf simpatis. 

BACA JUGA: Suasana Minggu Pertama Ujian Akhir Semester Genap 2024 Fakultas Vokasi UNAIR

Seluruh proses produksi di berbagai sektor yang melibatkan mesin ataupun alat, pasti menimbulkan adanya kebisingan, salah satunya di sektor pertambangan. Salah satu kebisingan yang ada di sektor pertambangan berasal dari pekerjaan di area pit stop. Sumber kebisingan di area pit stop berasal dari lube truck yang digunakan sebagai fasilitas tambahan ketika maintenance unit, serta adanya mesin las yang digunakan untuk perbaikan bucket excavator.  

Upaya-upaya untuk Meminimalisir Intensitas Kebisingan

Ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah. Semakin tinggi intensitas kebisingan yang diterima oleh pekerja, semakin tinggi pula risiko pekerja mengalami hipertensi. Selain itu, juga terdapat hubungan antara intensitas kebisingan dengan stres kerja. Semakin tinggi intensitas kebisingan yang diterima oleh pekerja, semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami oleh pekerja.

Kejadian tidak terduga di lingkungan kerja memang kerap terjadi, apalagi kejadian yang berkaitan dengan kebisingan di tempat kerja. Oleh karena itu, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya resiko tersebut. Adapun salah satu upaya tersebut sebagai berikut:

  • Harus ada pengendalian terhadap intensitas kebisingan dengan memberikan peredam pada sumber bising. Selain itu juga
  • Maintenance mesin secara rutin, pembatasan jam kerja yang mengacu pada Permenaker 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja.
  • Melakukan sosialisasi terkait bahaya kebisingan serta pentingnya menggunakan alat pelindung telinga ketika bekerja di area bising,
  • Memantau kebisingan dengan melakukan pengukuran kebisingan secara berkala,
  • Melakukan pemeriksaan audiometri pada pekerja yang terpapar bising,
  • Penerapan sistem awarding dan punishment, dan
  • Memaksimalkan penggunaan alat pelindung diri untuk mereduksi kebisingan yang diterima oleh pekerja.

Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir risiko yang dirasakan oleh pekerja dari adanya bahaya kebisingan. Selain pengendalian dari bahaya kebisingan, perlu melakukan manajemen stres kerja yang mengacu pada Permenaker 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja, serta melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin pada pekerja area pit stop.

Manajemen stres yang dapat dilakukan misalnya adalah dengan melakukan pemilihan, penempatan dan pendidikan pelatihan bagi pekerja, mengadakan program kebugaran, pengadaan program konseling, mengadakan komunikasi organisasional yang memadai, memberikan kebebasan bagi pekerja untuk memberikan masukan dan saran dalam pengambilan keputusan bersama, menyusun kembali pekerjaan yang ada, dan pemberian imbalan tertentu ataupun bonus.

***

Penulis: Rosari Indah Puspita

Editor: Puspa Anggun Pertiwi

https://ejournal.itn.ac.id/
https://jurnalfe.ustjogja.ac.id/
https://roaseg.ucad.sn/
https://lms.ikippgribojonegoro.ac.id/xnxx/
https://sipresma.ft.undip.ac.id/storage/views/xnxx/