VOKASI – Dismenore primer pelajar SMK Yadika Bangil menjadi topik penelitian Mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
Salah satu permasalahan pada wanita adalah nyeri haid atau dismenore. Dismenore primer merupakan nyeri yang sering dirasakan sebelum maupun saat menstruasi sedang berlangsung. Umumnya dialami oleh wanita saat 2-3 tahun setelah terjadinya menarche dan akan berkurang serta berhenti setelah melahirkan (Rejeki, 2019). Presentase dismenore primer terbesar di Indonesia terjadi pada remaja wanita dengan persentase sebesar 59,2 % (Pradiasa et al, 2023). Tingginya dismenore primer dapat dipicu oleh pola hidup sedenter yang sedang marak terjadi di kalangan remaja.
Bentuk sedentary lifestyle yang banyak dilakukan oleh para remaja contohnya menonton televisi, bermain game, duduk santai dengan istilah “rebahan”. Pola hidup sedenter ini memicu kurangnya aktivitas fisik dan tingginya tingkat stres pada kalangan remaja akibat arus globalisasi (Efendi, 2021). Kedua hal tersebut, merupakan faktor pemicu terjadinya dismenore primer sehingga penting untuk dilakukan pencegahan,
Aktivitas Fisik Pada Siswi
Aktivitas fisik merupakan suatu gerakan tubuh yang berasal dari otot rangka dan membutuhkan energi. Terdapat berbagai kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas fisik misalnya saat bekerja, bersekolah, bermain, melakukan pekerjaan rumah, berpergian dan kegiatan rekreasi (Aritonang, 2022). Aktivitas fisik dapat di kategorikan menjadi aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat (Kusumo 2020). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswi melakukan aktivitas fisik intensitas ringan dengan persentase sebesar 56,6%. Hal ini, dapat disebabkan karena siswi banyak menghabiskan waktu bermain gadget saat istirahat serta jarang olahraga.
Tingkat Stres Pada Siswi
Stres adalah suatu keadaan mental di mana seseorang bereaksi secara fisiologis dan psikologis terhadap keadaan (Salsabila et al, 2023) .Stres juga dapat dikatakan sebagai respon tubuh terhadap suatu tekanan yang datang dari dalam ataupun luar. Stres dapat di kategorikan menjadi stres ringan, sedang, berat (Ellis, 2021). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswi mengalami tingkat stres sedang dengan persentase sebesar 47,5 %. Hal ini, disebabkan karena siswi cenderung mengalami stres akademik yang disebabkan karena banyaknya tugas dan tuntutan nilai yang sesuai standar.
Apa Hubungan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer?
Penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR menggunakan metode observasional analitik pada 53 responden yaitu siswi kelas X dan XI SMK Yadika di Bangil. Adapun penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR menggunakan data primer yang diambil secara langsung dari subjek penelitian. Kuisioner yang digunakan yaitu Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengukur dismenore primer, sedangkan Baecke questionnaire untuk mengukur tingkat aktivitas fisik. Analisis statistik menggunakan SPSS dengan uji korelasi Spearman Rho dan didapatkan nilai P = 0,000 (p< 0,05).
Hasil tersebut artinya terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan dismenore primer dengan korelasi -0,700 yang menunjukkan korelasi negatif. Bentuk korelasi negatif artinya apabila tingkat aktivitas fisik pada siswi rendah maka kecenderungan untuk mengalami dismenore primer akan tinggi. Hal ini, terjadi karena kurangnya aktivitas fisik menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh terhambat sehingga memicu terjadinya dismenore (Lestari,2018).
Apa Hubungan Tingkat Stres dengan Dismenore Primer?
Penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR menggunakan metode observasional analitik pada 53 responden yaitu siswi kelas X dan XI SMK Yadika di Bangil. Data yang diambil merupakan data primer yang dari subjek penelitian. Kuisioner yang digunakan yaitu Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengukur dismenore primer, sedangkan DASS-42 untuk mengukur tingkat stres. Analisis statistik menggunakan SPSS dengan uji korelasi Spearman Rho dan didapatkan nilai P = 0,000 (p< 0,05).
Hasil tersebut artinyaterdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan dismenore primer dengan korelasi 0,734 yang menunjukkan korelasi positif. Bentuk korelasi positif artinya apabila tingkat stres pada siswi tinggi maka kecenderungan untuk mengalami dismenore primer juga tinggi dan sebaliknya. Hal ini, terjadi karena stres dapat memicu pelepasan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang menyebabkan peningkatan prostaglandin sehingga memicu terjadinya dismenore.
***
Penulis : Nabila Zayyan Syahira
Dosen Pembimbing : Sofiatun dan Yulia Trisnawati
Program Studi : D4 Fisioterapi
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR