Hubungan Lama Paparan Sinar Las dengan Keluhan Subjektif Photokeratitis pada Pekerja Pengelasan

VOKASI NEWS – Meninjau terkait hubungan lama paparan sinar las dengan berbagai keluhan subjektif photokeratitis pada pekerja pengelasan.

Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak atas keselamatan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan, produksi dan produktivitas nasional. Hal ini berlaku untuk semua jenis pekerjaaan salah satunya pekerjaan pengelasan. Menurut American Welding Society (AWS), pengelasan adalah proses penggabungan yang menghasilkan perpaduan bahan dengan memanaskannya ke suhu yang dibutuhkan untuk pengelasan, dengan atau tanpa tekanan, atau dengan tekanan saja, serta dengan atau tanpa menggunakan bahan pengisi. Pengelasan merupakan salah satu pekerjaan dengan risiko tinggi. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya memiliki potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan maupun keselamatan tenaga kerja.

Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh paparan sinar las adalah photokeratitis. Photokeratitis merupakan peradangan akut pada kornea mata akibat paparan bunga api dan sinar las pada jarak dekat yang menyebabkan pembengkakan dan hilangnya sel- sel terluar di kornea. Photokeratitis memiliki gejala seperti memerahnya bola mata, rasa sakit yang parah, photopobia, mata berpasir, dan peningkatan air mata. Gejala ini umumnya hilang dalam 24 sampai 48 jam, kemudian rasa sakit akan berkurang, dan kepekaan cahaya menghilang.

Faktor penyebab dari photokeratitis antara lain usia, masa kerja, lama paparan, penggunaan alat pelindung mata (APM), intensitas radiasi, jarak pengelasan, dan lain-lain. Photokeratitis banyak dialami oleh pekerja pengelasan karena unsafe action dan unsafe condition. Pengendalian maupun pencegahan yang dapat dilakukan perusahaan misalnya pengaturan jam kerja untuk mengurangi paparan. Kemudian, pemeriksaan kesehatan mata, pemberian dan penggunaan alat pelindung mata (APM) sesuai dengan jenis pengelasan dan lain-lain.

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – April 2024 di perusahaan fabrikasi baja. Adapun tujuannya, yakni untuk menganalisis hubungan antara lama paparan sinar las dengan keluhan subjektif photokeratitis pada pekerja pengelasan pada perusahaan tersebut. Pada penelitian ini pengambilan sample menggunakan teknik simple random sampling dengan menggunakan perhitungan sample slovin. Sehingga didapatkan sample 40 pekerja pengelasan dari total populasi 45 pekerja pengelasan. Uji statistik yang digunakan adalah uji spearman dan koefisien kontingensi.

Hasil Penelitian Hubungan Lama Paparan Sinar Las Dengan Keluhan Subjektif Photokeratitis pada Pekerja Pengelasan

    Hasil uji koefisien kontingensi menunjukkan nilai signifikansi 0,001 yang artinya terdapat hubungan antara lama paparan dengan keluhan subjektif photokeratitis pada pekerja las dengan kekuatan hubungan sedang. Semakin lama paparan sinar las yang diterima pekerja, maka resiko pekerja mengalami photokeratitis akan semakin tinggi.

    Hasil Penelitian Hubungan Penggunaan alat pelindung Mata (APM) dengan Keluhan Subjektif Photokeratitis Pada Pekerja Pengelasan

    Hasil uji spearman menunjukkan nilai signifikansi 0,000 yang artinya terdapat hubungan antara penggunaan APM dengan keluhan subjektif photokeratitis pada pekerja las dengan kekuatan hubungan sedang. Semakin rendah kepatuhan penggunaan alat pelindung mata (APM), maka tingkat resiko pekerja mengalami keluhan photokeratitis akan semakin tinggi.

    Hasil Penelitian Hubungan Jarak Pengelasan Dengan Keluhan Subjektif Photokeratitis pada Pekerja Pengelasan

    Hasil uji koefisien kontingensi menunjukkan nilai signifikansi 0,000. Angka ini berarti terdapat hubungan antara jarak pengelasan dengan keluhan subjektif photokeratitis pada pekerja las dengan kekuatan hubungan sedang. Semakin dekat jarak pengelasan antara mata dengan munculnya sinar las, maka tingkat resiko pekerja mengalami keluhan photokeratitis akan semakin tinggi.

    Hasil Penelitian Hubungan Usia Dengan Keluhan Subjektif Photokeratitis pada Pekerja Pengelasan

    Dari hasil uji spearman menunjukkan nilai signifikansi 0,382. Artinya tidak terdapat hubungan antara usia dengan keluhan subjektif photokeratitis pada pekerja las.

    Hasil Penelitian Hubungan Masa Kerja Dengan Keluhan Subjektif Photokeratitis pada Pekerja Pengelasan

    Hasil uji koefisien kontingensi menunjukkan nilai signifikansi 0,368. Dari nilai ini artinya tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan subjektif photokeratitis pada pekerja las.

    Kesimpulan

    Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara lama paparan, penggunaan APM serta jarak pengelasan dengan keluhan subjektif photokeratitis pada pekerja las dengan kekuatan hubungan sedang. Disisi lain tidak terdapat hubungan antara usia dan masa kerja dengan keluhan subjektif photokeratitis pada pekerja las dengan kekuatan hubungan sedang. Batasan pada penelitian ini adalah tidak dilakukannya pemeriksaan kesehatan mata pada pekeja sehingga tidak terdapat hasil medis.

    BACA JUGA : Penelitian tentang Dismenore Primer Pelajar SMK Yadika Bangil

    ***
    Penulis : Regina Salma A.G

    Editor : Maulidatus Solihah