Upaya Menghindari Kesalahan Triage dalam Penanganan Pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD)

VOKASI NEWS – Kejadian kesalahan penerapan triage tidak jarang ditemukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit. Meskipun perawat ataupun dokter mengetahui hal ini ada juga yang membiarkan hal itu. Bisa jadi karena beranggapan pasien sudah diberi penanganan oleh dokter. Faktanya, kesalahan tersebut menyebabkan kerugian bagi pasien. Contohnya seperti penundaan dalam pelayanan dan peningkatan angka kematian di IGD (Makisurat, Sarwo & Wibowo, 2018). 

Ketepatan dalam menetapkan kriteria dapat mengoptimalkan proses penanganan pasien yang berdatangan ke IGD. Selain itu juga menjaga penggunaan ketenagakerjaan agar terfokus pada penanganan kasus yang memang darurat, serta mengarahkan kasus yang bukan darurat ke triage yang lebih sesuai (Soontorn et al., 2018). 

Hal yang Dapat Menyebabkan Kesalahan Triage

Faktor penyebab kesalahan dalam menerapkan proses triage tidak hanya bersumber dari faktor eksternal. Contohnya seperti tingkat kepadatan pasien di unit gawat darurat. Namun juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal. Contohnya seperti tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan tingkat kepercayaan diri dari petugas medis yang terlibat (Kasenda, 2020). 

BACA JUGA: Strategi Negosiasi yang Efektif untuk Meningkatkan Penjualan di PT PAL Indonesia

Pengetahuan mengenai triage perlu ditingkatkan oleh perawat gawat darurat sehingga diharapkan mampu untuk melakukan triage di IGD. Ketepatan dalam penanganan menjadi faktor kunci keberhasilan dalam penanganan selanjutnya. Contohnya seperti penentuan apakah pasien membutuhkan operasi, kamar rawat inap, dan lain-lain. Sebaliknya, kesalahan dalam memberikan pertolongan pada tahap ini dapat memiliki konsekuensi fatal bagi pasien (Amandus et al., 2020).

Solusi yang Dapat Mengurangi Kesalahan Penerapan

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan triage, langkah yang diambil adalah memilih perawat yang berkualitas untuk bertugas di IGD. Perawat IGD harus memiliki pengetahuan yang memadai dan kemampuan berpikir kritis agar dapat mengurangi risiko kesalahan dalam penempatan triage (Kartikawati, 2014). Upaya lain yang dapat diambil adalah meningkatkan pengalaman melalui pelatihan-pelatihan. Kurangnya pengalaman perawat dalam proses triage juga turut berperan dalam munculnya over triage dan under triage

Under triage merujuk pada penilaian triage yang memberikan tingkat kepentingan yang lebih rendah daripada seharusnya. Hal tersebut dilihat berdasarkan nilai klinis dan kondisi fisiologis pasien (Khairina, 2018). Pengalaman kerja yang luas memungkinkan perawat untuk menghadapi berbagai situasi yang mungkin timbul di lingkungan gawat darurat. Sementara pendidikan terakhir memberikan dasar yang kuat dalam teori dan praktik keperawatan yang relevan. 

Kombinasi dari kedua faktor ini tidak hanya meningkatkan keterampilan klinis perawat tetapi juga kemampuan perawat dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat di bawah tekanan. Dengan demikian, peran pendidikan dan pengalaman dalam membentuk penilaian kegawatdaruratan perawat sangatlah penting. Jadi, tidak hanya untuk kesejahteraan pasien tetapi juga untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan (Kartikawati, 2014).

***

Penulis: Salma Alya Faiza

Editor: Puspa Anggun Pertiwi