Inovasi Pemetaan Ekosistem Bawah Laut: Pemanfaatan Underwater Drone dan CPCe

VOKASI NEWS – Inovasi pemetaan ekosistem bawah laut dengan memanfaatkan underwater drone dan CPCe, hasil uji coba Mahasiswa Vokasi UNAIR.

Pemantauan ekosistem bawah laut memiliki peran krusial dalam konservasi laut dan pengelolaan sumber daya kelautan. Namun, metode tradisional seperti penyelaman langsung oleh peneliti sering menghadapi kendala, seperti keterbatasan waktu, risiko keselamatan, serta kondisi perairan yang tidak selalu mendukung. Sebagai solusi, teknologi underwater drone dan pengolahan citra berbasis Coral Point Count with Excel Extensions (CPCe) hadir untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pemetaan ekosistem biota bawah laut.

Keunggulan Underwater Drone dalam Pemetaan Bawah Laut

Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem pemetaan bawah laut yang lebih sistematis dan berbasis teknologi modern. Underwater drone memungkinkan eksplorasi ekosistem laut tanpa perlu keterlibatan penyelam, sehingga mengurangi risiko bagi manusia sekaligus meminimalkan gangguan terhadap lingkungan. Drone ini dilengkapi dengan kamera resolusi tinggi dan sensor tambahan untuk mengukur parameter lingkungan, seperti suhu air dan kedalaman. Dengan teknologi ini, pengambilan data menjadi lebih cepat dan efisien dibandingkan metode konvensional.

Analisis Terumbu Karang dengan CPCe

Citra yang diperoleh dari underwater drone kemudian diproses menggunakan CPCe, perangkat lunak yang dirancang khusus untuk analisis terumbu karang dan ekosistem laut. CPCe memungkinkan identifikasi biota laut, klasifikasi habitat, serta perhitungan statistik secara otomatis. Dengan teknologi ini, penelitian dapat menghasilkan data kuantitatif yang lebih akurat mengenai komposisi dan kelimpahan biota laut, mendukung upaya konservasi ekosistem bawah laut secara lebih efektif.

Uji Coba di Danau Kampus C Universitas Airlangga

Untuk menguji efektivitas metode ini, dilakukan uji coba di Danau Kampus C Universitas Airlangga. Danau ini dipilih karena memiliki karakteristik yang cukup representatif untuk mensimulasikan kondisi bawah laut, termasuk variasi kedalaman dan keberadaan ekosistem akuatik. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah tingkat kejernihan air yang rendah, yang mempengaruhi kualitas citra bawah air. Namun, melalui optimalisasi parameter pencitraan, pengambilan gambar tetap menghasilkan data yang dapat diolah secara akurat menggunakan CPCe.

Tantangan dan Solusi dalam Pemetaan Ekosistem Laut

Meskipun memiliki banyak keunggulan, penerapan teknologi ini menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan daya baterai underwater drone, visibilitas rendah, serta keberadaan arus kuat yang dapat mengganggu stabilitas drone. Untuk mengatasi hal ini, strategi optimasi dalam pengambilan gambar dan pemrosesan data perlu diterapkan guna memastikan hasil analisis tetap akurat.

Dampak Positif bagi Konservasi Laut

Dengan inovasi ini, monitoring terumbu karang dan biota laut dapat dilakukan secara lebih berkala dan sistematis. Data yang dihasilkan dapat digunakan oleh peneliti, pemerintah, dan organisasi lingkungan dalam menyusun strategi perlindungan dan pengelolaan sumber daya laut yang lebih efektif. Pemanfaatan underwater drone dan CPCe diharapkan mampu mendukung konservasi ekosistem laut dan memastikan kelestariannya bagi generasi mendatang.

[BACA JUGA: Insan Kampus Berkontribusi untuk Negeri: Dialog Inspiratif Dekan Vokasi UNAIR di Radio Suara Muslim]

***

Penulis : Sekar Marta

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR