VOKASI NEWS – Penanganan Kasus Othematoma yang Disebabkan Otodectes cynotis pada Kucing di Klinik Grand Vet Care Sidoarjo.
Apa Itu Othematoma?
Othematoma adalah kondisi trauma berupa pembengkakan akibat penimbunan darah pada daun telinga (pinna auricula) (Sudisma, 2006). Gejala Klinis yang terdapat pada penyakit othematoma yakni pada area pinna auricula mengalami pembengkakan berisi darah saat di palpasi, konsistensi empuk, kulit telinga kemerahan, kucing selalu menggoyang-goyangkan telinganya karena risih, dan hasil pemeriksaan mikroskopis terdapat tungau di telinga. Penyebab dari menggaruk atau menggoyang-goyangkan telinga secara berlebihan yakni disebabkan oleh tungau Otodectes cynotis. Hal ini dapat membuat trauma dan rusaknya dinding pembuluh darah, pembengkakan akibat penimbunan darah pada pinna auricula. Terjadinya penimbunan darah diakibatkan oleh terperangkapnya darah diantara lapisan kulit dan tulang rawan, sehingga tulang rawan mendapat pasokan darah secara langsung dari kulit yang terletak diatasnya.
Pengobatan untuk menangani kasus othematoma yaitu auriculocentesis, auricular incision, dan pembedahan. Tindakan pembedahan merupakan terapi paling efektif dalam menangani kasus othematoma dengan meminimalkan tingkat kekambuhan (Schiochet et al. 2010). Othematoma umumnya mudah ditangani bila belum menjadi tumor, darah mudah mengalir saat ditusuk dengan jarum (Harvey et al. 2005). Beberapa kasus sudah dilakukan dengan centesis yang diikuti injeksi obat untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan. Namun, sebagian besar hematoma kembali muncul kembali (Llera 2021).
Tindakan Operasi Othematoma
Mahasiswa D3 Paramedik Veteriner sedang melaksanakan kegiatan magang serta penyusunan Tugas Akhir, ikut dalam tindakan operasi bedah othematoma dengan drh. Endang dan drh. Bella di Grand Vet Care Sidoarjo. Dalam tindakan yang digunakan di klinik Grand Vet Care yakni dengan teknik pembedahan. Sebelum dilakukan pembedahan, hewan diberi premedikasi berupa atropin (0,04 mg/kg) dan acepromazine (0,11 mg/kg) secara subkutan. Setelah pasien sudah mulai tenang, dapat dilakukan pemasangan anestesi inhalasi dengan memasangkan endotracheal tube ke trakea dengan laryngoscope. Pemasangan endotracheal tube pada kucing menggunakan nomor 6.5 dan ukuran laryngoscope yang kecil. Ketika endotracheal tube sudah benar masuk ke saluran trakea, rebreathing bag pada mesin anestesi inhalasi akan mengembang dan mengempis yang menandakan sudah benar masuknya.
Setelah kucing sudah mulai terbius dapat melakukan insisi di permukaan medial pinna aurikula yang mengalami pembengkakan dengan blade. Kemudian timbunan darah yang keluar segera ditampung dengan kassa steril, serta dibantu dengan pengurutan area telinga untuk membantu darah keluar kembali yang dari dalam. Lalu memasukkan kuret dan cotton bud ke lapisan dalam yang tersayat untuk membersihkan darah darah yang tersisa. Bila dirasa sudah cukup, dilakukan flushing dengan larutan fisiologi NaCl 0,9% ke dalam ruang yang tersayat hingga hasil flushing bening. Dilanjutkan dengan proses penjahitan dengan benang catgut yang bersifat absorbable. Metode pejahitannya yakni dengan simple interruipted suture. Sangat perlu menghindari dead space agar membuat batasan yang dimana darah tidak bisa menumpuk lagi pada ruang hematoma.
[BACA JUGA: Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Tuberkulosis Paru di RSUD Ibnu Sina Gresik]
Pemulihan Setelah Operasi
Setelah operasi selesai, kucing Molly dimasukkan ke pet brooder untuk membantu pemulihan dari efek bius dan juga kebutuhan oksigen tetap terjaga. Namun sebelum dimasukkan ke pet brooder kucing diberi terapi yakni dengan pemasangan perban pada telinga yang telah dilakukan operasi untuk menghindari terjadinya terinfeksi. Lalu diinjeksi amoxcillin (10-20 mg/kg BB), injeksi vitamin, dan injeksi meloxicam (0,2 mg/kg) secara subkutan.
Penanganan pasca operasi yakni pada luka setiap harinya diberi terapi yakni dengan penyemprotan antiseptik dengan tisu di area pinna aurikular yang mengalami pembedahan untuk membantu membersihkan. Kemudian juga sambil diurut-urut untuk membantu mengeluarkan sisa darah hematoma. Lalu mengoleskan obat anti radang sebagai mengatasi peradangan pada kulit. Kemudian dilakukan pemasangan bandage yang berguna sebagai menekan bila terdapat sisa sisa dari darah. Selain itu terdapat obat yang diminumkan yaitu antibiotik (20 mg/kg), anti inflamasi (0,1 mg/kg), dan vitamin untuk membantu dalam proses penyembuhan pasca operasi.
***
Penulis: Nadia Utami Ratna Widyarini
Editor: Fatikah Rachmadianty