VOKASI NEWS – Ketahui manfaat, mekanisme kerja, serta efek samping intermittent fasting dalam menurunkan berat badan sebelum memulai.
Overweight atau obesitas dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan kita. Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat asupan energi yang tidak seimbang dengan energi yang digunakan dalam waktu yang lama. Obesitas dapat terjadi karena adanya perubahan pola makan yang meningkat dan aktivitas fisik yang menurun. Cara agar mengurangi asupan makanan atau mengubah pola makan yang baik dan sehat adalah dengan meote diet. Saat ini muncul berbagai macam metode diet yang dilakukan salah satunya adalah dengan cara diet puasa atau intermittent fasting.
Diet puasa atau Intermittent fasting merupakan pola makan yang melibatkan periode puasa atau pembatasan kalori bergantian dengan periode makan normal. Pendekatan diet ini dapat digunakan untuk menurunkan berat badan dan untuk tujuan kesehatan lainnya.
Mekanisme dan Manfaat Intermittent Fasting bagi Tubuh
Intermittent fasting melibatkan interval untuk membatasi asupan makanan dalam waktu lama. Intermittent fasting melibatkan pemberian makan harian dengan batasan waktu (seperti puasa 16-24 jam) atau puasa sehari penuh pada 2 sampai 4 hari (atau lebih) per miggu. Dalam hal ini memungkinkan asupan kalori yang sangat rendah (500-700 kalori per hari) pada saat puasa. Setelah periode 8 hingga 12 jam, hati mulai memecah asam lemak dan menghasilkan badan keton. Badan keton yang dihasilkan digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar alternatif untuk mempertahankan organ vital dan jaringan ketika sumber tipikal (glukosa) tidak tersedia.
Intermittent fasting merupakan metode diet yang memiliki efek dalam perubahan berat badan, perubahan metabolik pada tubuh baik jangka panjang maupun jangka pendek, serta perubahan massa otot akibat dari diet IF yang dilakukan. Selain menurunkan berat badan, puasa intermittent terbukti dapat menurunkan tekanan darah, detak jantung istirahat, kolesterol dan trigliderida, glukosa, serta insulin. Meskipun perbaikan faktor risiko kardiovaskuler biasanya dimulai dalam 2 sampai 4 minggu setelah melanjutkan pola makan normal.
Efek Samping dan Pertimbangan Sebelum Menerapkan IF
Walaupun menawarkan berbagai manfaat, intermittent fasting juga memiliki sejumlah efek samping yang perlu diperhatikan. Beberapa di antaranya adalah rasa lemas, lapar berlebihan, dehidrasi, sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi, tekanan darah rendah, hingga risiko pingsan. Efek tersebut bisa berbeda-beda tergantung kondisi tubuh masing-masing individu.
Karena itu, penting untuk mempertimbangkan kondisi kesehatan pribadi dan berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi atau tenaga medis sebelum menjalani diet ini. Pendekatan yang tepat dan pengawasan profesional akan membantu meminimalkan risiko sekaligus memaksimalkan manfaat dari intermittent fasting.
[BACA JUGA: Kurangi Dismenore dengan Yoga]
***
Penulis: Shela Anugrah Fitriana
Editor: Habibah Khaliyah