Postur Kerja Buruk Menjadi Ancaman Tersembunyi Pemicu Nyeri Leher

VOKASI NEWS – Nyeri leher (neck pain) merupakan salah satu keluhan kesehatan yang paling umum terjadi di berbagai usia, terutama pada pekerja kantoran dan profesi yang membutuhkan posisi tubuh statis dalam jangka waktu lama. Menurut WHO, nyeri leher menempati posisi keempat sebagai penyebab utama gangguan kesehatan yang berdampak pada penurunan produktivitas kerja dan kualitas hidup. Salah satu faktor utama yang menyebabkan nyeri leher adalah postur kerja yang tidak ergonomis.

Apa itu Postur Kerja?

Postur kerja merupakan cara seseorang memposisikan tubuhnya saat bekerja, hal tersebut termasuk posisi kepala, leher, bahu, punggung, dan tangan. Postur kerja yang buruk, seperti membungkuk berlebihan, menunduk terlalu lama, atau duduk tanpa sandaran yang baik, dapat memberikan tekanan berlebih pada otot dan sendi, terutama di area leher dan punggung atas.

Bagaimana Postur Kerja Menyebabkan Nyeri Leher?

Saat kita bekerja, terutama dalam posisi duduk lama seperti mengetik, membaca, atau menulis, tanpa sadar kita sering menundukkan kepala. Posisi seperti ini sebenarnya membuat otot-otot leher bekerja lebih keras dari biasanya. Jika dilakukan terus-menerus, otot-otot tersebut bisa tegang, lelah, dan akhirnya terasa sakit.

Leher diibaratkan sebagai tiang penyangga kepala. Saat kepala tegak, tiang itu kuat dan stabil. Namun saat kepala menunduk ke depan atau ke bawah terlalu lama, beban menjadi tidak seimbang, dan leher harus menopang lebih berat dari yang seharusnya. Inilah yang membuat leher jadi cepat capek, terasa kaku sehingga menjadikan sakit.

Selain itu, duduk dalam satu posisi terlalu lama tanpa banyak bergerak juga membuat aliran darah ke otot-otot leher menjadi kurang lancar. Hal ini bisa membuat leher terasa tegang dan nyeri, terutama di sore hari setelah bekerja seharian.

Profesi yang Rentan Mengalami Nyeri Leher

Beberapa profesi sangat rentan mengalami nyeri leher karena sifat pekerjaan yang menuntut postur kerja statis dan tidak ergonomis, antara lain:

  • Guru, yang sering membaca, menilai tugas siswa, dan menulis di papan tulis dengan kepala menunduk.
  • Pekerja kantor, yang duduk berjam-jam di depan komputer tanpa menerapkan posisi kerja yang tepat.
  • Kasir dan operator mesin, yang sering melakukan gerakan berulang atau mempertahankan posisi tertentu dalam waktu lama.

Dampak Nyeri Leher terhadap Produktivitas

Nyeri leher yang berkelanjutan dapat menyebabkan penurunan konsentrasi, kelelahan dan juga stres. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berkembang menjadi gangguan muskuloskeletal kronis yang lebih serius dan membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Pencegahan dan Penanganan

Untuk mencegah dan mengurangi risiko nyeri leher akibat postur kerja yang buruk, beberapa langkah berikut dapat dilakukan:

  1. Menerapkan prinsip ergonomi

Atur tinggi meja, kursi, dan layar komputer agar sejajar dengan pandangan mata. Gunakan kursi yang menopang tulang punggung dengan baik dan hindari posisi duduk membungkuk atau menunduk terlalu lama.

  1. Istirahat dan peregangan rutin

Setiap 30–60 menit, luangkan waktu untuk berdiri, berjalan ringan, atau melakukan peregangan otot leher dan bahu.

  1. Gunakan alat bantu kerja

Gunakan penyangga buku, bantal leher ergonomis, atau standing desk jika diperlukan.

  1. Latihan penguatan otot leher

Lakukan latihan ringan seperti neck retraction, shoulder rolls, dan latihan kekuatan otot leher secara berkala.

  1. Edukasi mengenai Ergonomi pada pekerja

Pekerja perlu diberikan pelatihan tentang cara duduk, berdiri, dan bergerak yang ergonomi saat bekerja.

Postur kerja yang buruk merupakan faktor utama penyebab nyeri leher yang sering diabaikan. Untuk itu, penting bagi setiap individu, terutama mereka yang bekerja dalam posisi statis, untuk memperhatikan ergonomi dan melakukan perbaikan terhadap kebiasaan kerja sehari-hari. Upaya ini tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan juga kenyamanan kerja.

BACA JUGA: [Pengaruh Terapi Auriculo Pressure Titik Shenmen, Ginjal, Hati, dan Occiput Terhadap Nyeri Kepala Hipertensi]

***

Penulis : Eka Putri Cahyaningrum

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro