Pijat Refleksi dan Auriculopressure Tingkatkan Tidur Mahasiswa Insomnia

Pijat Refleksi dan Auriculopressure Tingkatkan Tidur Mahasiswa Insomnia_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Penelitian mahasiswa D4 Pengobat Tradisional menunjukkan bahwa kombinasi terapi pijat refleksi dan auriculopressure efektif meningkatkan kualitas tidur mahasiswa penderita insomnia secara signifikan.

Masalah Kualitas Tidur pada Mahasiswa

Kualitas tidur yang buruk merupakan persoalan serius yang dialami banyak mahasiswa. Kondisi ini ditandai dengan perasaan tidak segar setelah tidur dan dapat menimbulkan gangguan fisik maupun mental, seperti kelelahan, gelisah, sakit kepala, serta munculnya gejala insomnia. Dalam perspektif Traditional Chinese Medicine (TCM), insomnia disebabkan oleh defisiensi yin yang mengganggu keseimbangan yin-yang dan memengaruhi fungsi organ jantung, hati, ginjal, serta limpa (Maciocia, 2015).

Mahasiswa termasuk kelompok yang rentan mengalami gangguan tidur akibat tekanan akademik, gaya hidup, serta penggunaan gawai secara berlebihan. Penelitian Sarfriyanda dan tim (2016) menyebutkan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi konsentrasi dan kinerja belajar mahasiswa. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang efektif untuk membantu mengatasi permasalahan ini.

Kombinasi pijat refleksi dan auriculopressure telah digunakan secara tradisional untuk membantu mengatasi gangguan tidur. Kedua terapi ini dipercaya dapat mengembalikan keseimbangan energi tubuh, menenangkan pikiran, serta meningkatkan kualitas tidur (Yoon & Park, 2019).

Desain Penelitian dan Temuan Utama

Penelitian ini dilakukan oleh Reyhan Ibnu Khaerodin, mahasiswa Program Studi D4 Pengobat Tradisional, dengan bimbingan Edith Frederika Puruhito dan Wurlina. Penelitian menggunakan desain true experiment dengan pendekatan pretest-posttest control group design. Subjek penelitian berjumlah 32 orang, yang terbagi secara acak ke dalam dua kelompok: 16 subjek pada kelompok perlakuan dan 16 subjek pada kelompok kontrol.

Kelompok perlakuan menerima kombinasi terapi pijat refleksi dua kali seminggu selama empat minggu serta terapi auriculopressure di titik jantung, occiput, shenmen, dan anterior lobe selama 28 hari. Sementara itu, kelompok kontrol hanya mengikuti pengisian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) tanpa perlakuan tambahan.

Pengukuran dilakukan melalui pretest dan posttest untuk mengetahui efektivitas intervensi. Hasil analisis menggunakan uji t berpasangan menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap penurunan skor kualitas tidur pada kelompok perlakuan, dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Uji t tidak berpasangan juga menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dengan nilai p yang sama.

[BACA JUGA: Edukasi Cinta Lingkungan Sejak Dini Wujudkan Anak Peduli Sampah Plastik]

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, kombinasi pijat refleksi dan auriculopressure terbukti efektif dalam menurunkan skor kualitas tidur pada mahasiswa penderita insomnia. Terapi ini dapat menjadi alternatif penanganan nonfarmakologis yang potensial untuk meningkatkan kesejahteraan tidur mahasiswa.

***

Penulis: Reyhan Ibnu Khaerodin

Pembimbing: Edith Frederika Puruhito dan Wurlina

Program Studi: D4 Pengobat Tradisional

Editor: Fatikah Rachmadianty

https://ejournal.itn.ac.id/
https://jurnalfe.ustjogja.ac.id/
https://roaseg.ucad.sn/
https://lms.ikippgribojonegoro.ac.id/xnxx/
https://sipresma.ft.undip.ac.id/storage/views/xnxx/