Evaluasi Kuantitatif HRCT Tingkatkan Diagnosis Osteomeatal Complex

Evaluasi Kuantitatif HRCT Tingkatkan Diagnosis Osteomeatal Complex_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Evaluasi HRCT dengan kombinasi parameter optimal terbukti meningkatkan akurasi diagnosis osteomeatal complex dalam praktik radiologi.

Osteomeatal Complex (OMC) merupakan struktur penting dalam sistem sinus paranasalis karena menjadi jalur utama drainase dan ventilasi. Area ini mencakup beberapa struktur anatomi, seperti uncinate process, infundibulum, maxillary ostium, ethmoid bulla, dan hiatus semilunaris. Gangguan pada OMC, seperti sinusitis, polip, atau kista retensi, dapat menyebabkan obstruksi dan inflamasi yang mengganggu fungsi sinus. Oleh karena itu, pencitraan yang akurat sangat dibutuhkan untuk menunjang diagnosis.

High-Resolution Computed Tomography (HRCT) merupakan modalitas utama untuk mengevaluasi OMC. Teknologi ini mampu menampilkan detail struktur tulang dan jaringan lunak, serta mendukung perencanaan prosedur bedah seperti Endoscopic Sinus Surgery (ESS) melalui rekonstruksi multiplanar (MPR). Kualitas citra sangat bergantung pada beberapa parameter teknis, seperti slice thickness, window width/window level (WW/WL), dan kernel. Pengaturan optimal parameter ini berpengaruh langsung pada Signal-to-Noise Ratio (SNR), Contrast-to-Noise Ratio (CNR), serta tingkat noise dalam citra.

Kombinasi Parameter Terbaik untuk Evaluasi OMC

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kualitas citra HRCT pada OMC menggunakan berbagai kombinasi parameter: kernel HR60 dan HR40, slice thickness 0.6 mm dan 0.8 mm, serta WW/WL 2000/400 HU dan 4000/1500 HU. Sebanyak 70 pasien dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kernel yang digunakan. Evaluasi kualitas citra dilakukan dengan menilai nilai SNR, CNR, dan noise untuk setiap kombinasi parameter tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi HR60, slice thickness 0.8 mm, dan WW/WL 2000/400 HU menghasilkan nilai tertinggi untuk SNR dan CNR, yang mencerminkan kualitas kontras dan ketajaman anatomi terbaik. Sementara itu, kombinasi HR40, slice thickness 0.8 mm, dan WW/WL 4000/1500 HU menghasilkan noise paling rendah. Secara statistik, tidak ditemukan perbedaan signifikan antar kelompok secara umum, namun terdapat perbedaan signifikan pada kombinasi terbaik dari masing-masing kernel.

Temuan ini menunjukkan bahwa pemilihan parameter pencitraan yang tepat dapat menghasilkan kualitas citra optimal. Kombinasi yang memberikan keseimbangan antara ketajaman anatomi, kontras jaringan, dan tingkat noise menjadi kunci dalam mendukung diagnosis yang lebih akurat terhadap kelainan di area OMC.

[BACA JUGA: Dukung UMKM Melek Digital dengan Video Edukasi QRIS Livin’ Merchant]

Implikasi Klinis dalam Radiologi Diagnostik

Hasil penelitian ini memiliki implikasi besar dalam praktik radiologi, khususnya dalam meningkatkan kualitas pencitraan CT pada evaluasi OMC. Pemilihan parameter teknik seperti kernel, slice thickness, dan WW/WL berperan penting dalam menghasilkan citra diagnostik yang jelas dan akurat.

Kernel mengatur tingkat ketajaman citra melalui algoritma rekonstruksi, sedangkan slice thickness memengaruhi resolusi spasial dan tingkat noise. Sementara itu, WW/WL mengatur kontras dan kecerahan melalui skala abu-abu berdasarkan nilai Hounsfield Unit (HU). Kombinasi yang tepat dari ketiga parameter ini sangat penting dalam memvisualisasikan struktur anatomi maupun kelainan patologis.

Dengan pemahaman dan penerapan parameter yang optimal, evaluasi HRCT terhadap osteomeatal complex tidak hanya mendukung akurasi diagnosis, tetapi juga meningkatkan efisiensi dalam perencanaan tindakan medis seperti ESS. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam praktik radiologi pencitraan untuk kasus-kasus sinus paranasalis.

***

Penulis: Madha Hendri Dewanty

https://ejournal.itn.ac.id/
https://jurnalfe.ustjogja.ac.id/
https://roaseg.ucad.sn/
https://lms.ikippgribojonegoro.ac.id/xnxx/
https://sipresma.ft.undip.ac.id/storage/views/xnxx/