Dua Kunci Kesiapan Kerja Lulusan Perhotelan Siap Hadapi Dinamika Industri

Dua Kunci Kesiapan Kerja Lulusan Perhotelan Siap Hadapi Dinamika Industri_dokumen Istimewa

Vokasi News – Pengalaman internship dan self efficacy terbukti jadi dua kunci utama kesiapan kerja lulusan perhotelan dalam menghadapi ketatnya industri akomodasi.

Awal tahun 2025 membawa tantangan baru bagi industri akomodasi, khususnya perhotelan. Kebijakan efisiensi anggaran yang tercantum dalam Instruksi Presiden (Inpres) 2025 berdampak signifikan pada keberlangsungan bisnis di sektor ini. Laporan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat penurunan pendapatan sebesar 10–20% dan pengurangan tenaga kerja di berbagai daerah. Di Bogor, misalnya, dua hotel harus tutup dan lebih dari 150 karyawan kehilangan pekerjaan (Tempo.com, 2025).

Situasi ini mempersempit peluang kerja, terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Data BPS per Agustus 2024 menunjukkan ada lebih dari 842 ribu lulusan yang masih menganggur. Kesenjangan antara kompetensi lulusan dan tuntutan industri menjadi sorotan utama dalam dinamika pasar kerja yang semakin kompetitif.

Internship dan Self Efficacy Jadi Penentu Kesiapan Kerja

Di tengah ketatnya persaingan, lulusan pendidikan vokasi perhotelan dituntut tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga kesiapan mental dan profesional. Salah satu upaya untuk menjawab tantangan ini adalah dengan memperkuat pengalaman internship. Contohnya di Program Studi Manajemen Perhotelan Universitas Airlangga, kurikulum dirancang berbasis praktik dengan porsi 60% praktikum dan 40% teori. Mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengalami langsung operasional industri, budaya kerja, hingga dinamika pelayanan di lapangan.

Selain itu, self efficacy atau kepercayaan diri turut menjadi penentu penting dalam kesiapan kerja. Lulusan dengan self efficacy tinggi lebih mudah beradaptasi, berani mengambil keputusan, dan siap menghadapi tekanan kerja. Mereka juga mampu menunjukkan sikap profesional saat berinteraksi dengan pelanggan maupun tim kerja.

[BACA JUAG: Evaluasi Kuantitatif HRCT Tingkatkan Diagnosis Osteomeatal Complex]

67,8% Kesiapan Kerja Dipengaruhi Dua Faktor Ini

Penelitian yang melibatkan 73 lulusan Program Studi Manajemen Perhotelan Universitas Airlangga menunjukkan hasil yang jelas: pengalaman internship dan self efficacy memiliki pengaruh signifikan terhadap kesiapan kerja, baik secara individu maupun gabungan. Bahkan, sebesar 67,8% kesiapan kerja lulusan ditentukan oleh kedua faktor ini.

Temuan ini menegaskan bahwa pendidikan vokasi tidak hanya bertugas menyediakan keterampilan, tetapi juga harus berperan sebagai jembatan antara dunia akademik dan industri. Kolaborasi erat antara institusi pendidikan dan dunia usaha diperlukan untuk memastikan lulusan benar-benar siap masuk ke dunia kerja, baik secara teknis maupun mental.

***

Penulis: Sepandan Pangastuti

https://ejournal.itn.ac.id/
https://jurnalfe.ustjogja.ac.id/
https://roaseg.ucad.sn/
https://lms.ikippgribojonegoro.ac.id/xnxx/
https://sipresma.ft.undip.ac.id/storage/views/xnxx/