Sistem Automatic X-Ray Bucky Table Untuk Pemeriksaan Radiografi Pediatrik Berbasis Internet of Things

VOKASI NEWS – Automatic X-Ray Bucky Table meningkatkan efektivitas pemeriksaan radiografi pediatrik dengan mengurangi pengulangan gambar dan paparan radiasi pada anak-anak .

Radiografi pediatrik merupakan  salah satu pemeriksaan dalam dunia medis. Pemeriksaan ini memerlukan pendekatan khusus karena pasiennya adalah anak-anak. Anak-anak lebih sensitif terhadap radiasi dibandingkan orang dewasa. Oleh sebab itu, diperlukan teknik khusus dalam melakukan pemeriksaannya. Salah satu penyebab tingginya dosis radiasi adalah pengulangan foto akibat gerakan pasien. Anak-anak cenderung sulit untuk diam saat proses pemeriksaan berlangsung. Hal ini dapat menurunkan kualitas citra dan meningkatkan jumlah paparan. Salah satu cara mengatasinya adalah menggunakan alat bantu fiksasi pemeriksaan. Alat fiksasi terdahulu masih menggunakan cara manual dalam pengoprasiannya, maka dari itu dibuatlah inovasi sistem otomatis dengan harapan mampu meningkatkan efektivitas dalam pemeriksaan radiografi pediatrik.

Penerapan IoT di Bidang Kesehatan

Teknologi Internet of Things (IoT) telah banyak diterapkan di berbagai sektor kesehatan. Dalam bidang radiologi, pemanfaatan IoT memberikan peluang untuk otomatisasi perangkat medis. Salah satu bentuk inovasi adalah Automatic X-Ray Bucky Table yang terintegrasi dengan sistem berbasis IoT. Alat ini dilengkapi dengan sistem fiksasi otomatis berupa airbag yang dapat dikembangkan secara terkontrol yang akan membantu menstabilkan posisi pasien selama pemeriksaan berlangsung. Dengan demikian, hasil radiografi lebih tajam dan kebutuhan pengulangan gambar dapat ditekan.

Automatic X-Ray Bucky Table bekerja dengan mikrokontroler ESP32 sebagai pusat kendali sistem. Komponen ini mampu mengatur seluruh perangkat seperti motor DC linear, sensor tekanan udara, dan rotary encoder. Motor DC linear berfungsi sebagai penggerak posisi meja terdapat juga solenoid valve untuk mengisi airbag fiksasi. Sensor tekanan udara digunakan untuk membaca tekanan airbag secara akurat dan rotary encoder digunakan untuk mendeteksi kemiringan meja. Posisi meja dapat disesuaikan dari 0 hingga 90 derajat. Kemampuan ini memberikan fleksibilitas saat menentukan posisi pasien, baik dalam posisi supine maupun erect. Semua komponen dikendalikan melalui jaringan internet.

BACA JUGA: [Pasien Rontgen Perlu Tahu dan Peduli Mengenai Proteksi Radiasi]

Sistem ini menggunakan aplikasi Blynk sebagai antarmuka pengendalian. Aplikasi ini mampu mengirim dan menerima perintah dari smartphone melalui koneksi internet. Seluruh sistem dapat dikontrol dari jarak jauh tanpa kontak langsung dengan pasien. Blynk memberikan tampilan kontrol yang sederhana dan mudah dipahami. Pengguna dapat memantau tekanan airbag serta sudut meja secara real-time. Hal ini diharapkan mempercepat proses pemeriksaan dan mengurangi keterlibatan langsung tenaga medis di ruang radiasi.

Keunggulan Penggunaan Sistem Automatic X-Ray Bucky Table

Penggunaan aplikasi blynk dalam sistem Automatic X-Ray Bucky Table berbasis IoT terbukti memberikan kemudahan dalam pengoprasian alat. Sistem ini membantu mengurangi keterlibatan petugas radiologi dalam pemosisian pasien. Aplikasi blynk menggunakan jaringan komunikasi internet yang dihubungkan dengan bantuan hotspot pribadi dari smartphone pengguna. Blynk memberikan perintah ke esp 32 untuk diproses dan diteruskan ke pergerakan sistem pergerakan meja dan pengembangan airbag. 

Sistem kontrol otomatis dibuat dengan aplikasi Arduino IDE dan dihubungkan dengan kontrol aplikasi blynk. Cara kerja alatnya sendiri adalah, dengan cara memasukan perintah melalui aplikasi blynk pada perangkat smartphone pengguna. ESP akan mengeksekusi dan menjalankan sistem pergerakan meja atau pengembangan airbag fiksasi. Sensor pada alat akan mendeteksi dan memberikan informasi ke ESP 32, lalu ditampilkan pada aplikasi Blynk

Sistem juga dilakukan evaluasi berupa pengujian untuk mengetahui delay waktu pembacaan sensor. Rata-rata delay sebesar 329 ms masuk dalam kategori sedang. Sensor tekanan udara menunjukkan fluktuasi karena sensitivitas terhadap perubahan kecil pada airbag. Rotary encoder menunjukkan hasil stabil karena posisi meja relatif tidak berubah selama pengujian.

Uji jarak juga dilakukan hingga 10 meter. Dalam jarak 1–9 meter, sistem masih merespon perintah dengan baik. Namun, pada jarak 10 meter, koneksi mulai terputus karena keterbatasan jangkauan sinyal WiFi pribadi dan pengaruh oleh kekuatan sinyal perangkat dan kondisi fisik ruangan tempat alat digunakan.

***

Penulis: Mohamad Muzakki Tri Zidane Putr

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro

https://ejournal.itn.ac.id/
https://jurnalfe.ustjogja.ac.id/
https://roaseg.ucad.sn/
https://lms.ikippgribojonegoro.ac.id/xnxx/
https://sipresma.ft.undip.ac.id/storage/views/xnxx/