Fatsat VS Dixon Teknik Mana yang Lebih Unggul Untuk MRI Elbow?

Fatsat VS Dixon Teknik Mana yang Lebih Unggul Untuk MRI Elbow?_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu metode pencitraan radiologi non-invasif yang menggunakan medan magnet dan radio frekuensi (RF). Metode ini dilakukan untuk menghasilkan citra dari tubuh manusia. MRI banyak dipilih menjadi metode pemeriksaan radiologi karena keunggulannya. Contohnya seperti mampu memvisualisasikan anatomi tubuh termasuk aliran darah, dan metabolisme dengan kontras dan spasial resolusi yang baik antar jaringan. Jenis metode ini tidak memberikan efek negatif bagi manusia karena tidak menggunakan radiasi pengion. Hingga saat ini, penggunaan MRI dalam upaya penegakan diagnosa dinilai efektif. Dengan begitu, begitu banyak digunakan sebagai pilihan utama untuk evaluasi berbagai bagian tubuh manusia, seperti brain, abdomen, sistem ekstremitas, vertebrae, dan bagian tubuh lainnya. Salah satu teknik yang sering digunakan pada pemeriksaan ekstremitas/ muskuloskeletal adalah fat suppression

Teknik fat suppression memiliki peran penting dalam pencitraan muskuloskeletal untuk meningkatkan visibilitas lesi dan mengevaluasi lemak pada massa jaringan lunak. Selain itu juga mengoptimalkan rasio kontras terhadap noise, dan menampilkan lesi dengan lebih baik setelah penggunaan media kontras. Teknik fat suppression memiliki peran penting dalam pencitraan muskuloskeletal. Hingga saat ini terdapat beberapa teknik fat suppression yang dapat digunakan pada MRI, yaitu Short Tau Inversion Recovery (STIR), Spectral Fat Suppression, CHESS (Chemical Shift Based), Dixon, dan Water Excitation.

Apa itu Fat Suppression?

Fat suppression merupakan sebuah teknik pada pencitraan MRI yang berfungsi untuk menghilangkan lemak pada gambaran MRI. Lemak memiliki sinyal yang kuat sehingga seringkali dianggap mengganggu visualisasi dari lesi atau abnormalitas pada jaringan muskuloskeletal

Jenis Teknik Fat Suppression

  1. Fat Saturation/ CHESS 

Teknik ini menggunakan frekuensi resonansi yang berbeda antara lemak dan air. Teknik fatsat ini memiliki kelemahan salah-satunya yaitu sensitif terhadap ketidakhomogenan medan magnet sehingga rentan terhadap adanya noise citra.

  1. Short Tau Inversion Recovery (STIR)

Jenis teknik ini menggunakan inversion recovery sekuens untuk mengurangi sinyal dari jaringan lemak

  1. Spectral Presaturation Inversion Recovery (SPIR) & Spectrally Adiabatic Inversion Recovery (SPAIR)

Teknik ini adalah gabungan dari Fatsat dan STIR, yang tidak hanya diperuntukan pada frekuensi resonansi jaringan lemak, tetapi juga pada (Time Inversion) TI yang pendek. Kelemahan dari teknik ini yaitu hanya dapat digunakan pada magnet dengan kekuatan yang tinggi. Hal ini karena membutuhkan sensitivitas terhadap homogenitas medan magnet.

  1. Dixon Method

Dixon adalah salah satu metode penekanan lemak pada pencitraan MRI yang memanfaatkan perbedaan resonansi frekuensi antara lemak dan air untuk memisahkan sinyal berdasarkan unsur kimia. Teknik ini menghasilkan citra yang dapat menampilkan sinyal air dan lemak secara terpisah, atau bahkan menghilangkan sinyal salah satunya. Teknik dixon memanfaatkan dua nilai Time Echo (TE) yang berbeda berdasarkan perbedaan fase antara lemak dan air untuk memisahkan antara sinyal lemak dan air sehingga dalam voxel yang sama. Dengan begitu, dixon menghasilkan empat jenis gambar, yaitu in-phase, out-phase, fat-only, dan water-only.

Keunggulan Teknik Dixon Method Dalam Pencitraan Mri Elbow Joint

Gambar 1.2 (a) Hasil Citra MRI Elbow Joint Potongan Coronal Sequence PD Fatsat (b) Hasil Citra MRI Elbow Joint Potongan Coronal Sequence Dixon Water Image (Sumber: Instalasi Radiologi RS Ubaya, 2025)

Penggunaan sequence dixon pada MRI Elbow Joint memiliki kelebihan seperti meningkatkan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) dan Contrast to Noise Ratio (CNR) pada citra. Teknik dixon memiliki sifat yang tidak sensitive terhadap ketidakhomogenan medan magnet. Oleh karena itu, cocok digunakan pada pencitraan muskuloskeletal seperti elbow joint yang memiliki posisi yang tidak isocenter. Dengan begitu, hal ini rentan terhadap adanya noise yang menurunkan kualitas dari suatu citra. Dibandingkan, dengan sequence rutin yang dilakukan pada MRI Elbow yaitu Fat Saturation (Fat Sat) yang memiliki sifat sensitif terhadap ketidakhomogenan medan magnet yang berpengaruh pada kenaikan noise yang tinggi. Selain itu juga memiliki nilai SNR dan CNR yang lebih tinggi dari sequence Fatsat. Gambaran yang dihasilkan teknik dixon memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan ligament, muscle, cartilage, dan jaringan lainnya secara mudah dan jelas.

BACA JUGA: [Transformasi Pemasaran Digital Indonesia Menghadapi Tantangan Era Modern]

***

Penulis: Gadis Fitria Maharani