VOKASI NEWS – Pijat Bali efektif menurunkan tingkat stres mahasiswa penderita insomnia, menjadi alternatif terapi tradisional yang aman, praktis, dan aplikatif.
Insomnia merupakan gangguan tidur yang sering dialami mahasiswa, terutama ketika menghadapi tekanan akademik yang tinggi. Tugas kuliah, persiapan ujian, hingga aktivitas organisasi kerap membuat mahasiswa sulit tidur. Kondisi kurang tidur ini tidak hanya menurunkan konsentrasi, meningkatkan rasa cemas, dan membuat tubuh cepat lelah, tetapi juga dapat memicu stres berkepanjangan. Dengan kata lain, insomnia bukan sekadar akibat dari stres, melainkan faktor utama yang memperburuk dan memperkuat stres itu sendiri.
Stres pada mahasiswa yang dipicu oleh insomnia dapat menghambat performa akademik, menurunkan motivasi belajar, serta memengaruhi hubungan sosial.
Kombinasi Sentuhan dan Terapi Energi
Salah satu terapi tradisional yang banyak digunakan untuk mengurangi stres adalah Pijat Bali. Terapi ini mengandalkan teknik pemijatan seperti effleurage, petrissage, palm pressing, hingga friction. Gerakan tersebut berfungsi melancarkan sirkulasi darah, melemaskan otot, dan menstimulasi pelepasan hormon endorfin yang membuat tubuh lebih rileks.Teknik ini juga diyakini melancarkan aliran Qi (energi vital) dalam tubuh menurut pendekatan Traditional Chinese Medicine (TCM)
Pijat Bali juga dipandang dari sudut pandang pengobatan tradisional sebagai upaya menyeimbangkan energi dalam tubuh. Filosofi ini sejalan dengan prinsip bahwa kesehatan bukan hanya tentang tubuh yang bugar, tetapi juga pikiran yang tenang.
Studi Eksperimental: Efek Terhadap skor Perceived Stress Scale (PSS)
Penelitian terbaru yang dilakukan di Universitas Airlangga berfokus pada pengaruh Pijat Bali terhadap stres mahasiswi insomnia. Sebanyak 48 mahasiswa menjadi responden dan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok perlakuan mendapat Pijat Bali sebanyak delapan kali selama satu bulan, sedangkan kelompok kontrol tidak menerima intervensi.
Pengukuran dilakukan menggunakan Perceived Stress Scale (PSS), instrumen psikologis yang menilai tingkat stres individu. Hasil penelitian menunjukkan penurunan skor PSS yang signifikan pada kelompok perlakuan dengan rata-rata penurunan 10,42 poin. Sementara itu, kelompok kontrol hanya mengalami penurunan rata-rata 7,37 poin. Perbedaan ini terbukti bermakna secara statistik dengan nilai p < 0,001.
Solusi Alternatif yang aman dan Efektif
Mahasiswa sering mencoba berbagai cara untuk mengurangi stres, mulai dari mengonsumsi obat tidur hingga melakukan olahraga ringan. Namun, penggunaan obat tidur dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping dan ketergantungan. Sementara olahraga atau meditasi memerlukan komitmen waktu tertentu yang terkadang sulit dipenuhi mahasiswa dengan jadwal padat.
Integrasi Tradisi dan Sains Modern
Pijat Bali hadir sebagai alternatif yang praktis karena mampu memberikan efek relaksasi instan. Hanya dengan beberapa sesi, mahasiswa merasakan kualitas tidur yang lebih baik sekaligus penurunan stres. Terapi ini juga relatif aman, mudah diterapkan, serta memanfaatkan kearifan lokal yang menjadi bagian dari budaya Indonesia.
Penelitian ini menunjukkan bahwa penggabungan ilmu pengobatan tradisional dengan metode ilmiah modern dapat menghasilkan terapi yang efektif dan aplikatif. Pijat Bali sebagai warisan budaya memiliki potensi besar untuk dikembangkan, khususnya dalam menangani stres dan gangguan tidur. Temuan ini diharapkan bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi masukan bagi layanan kesehatan dan instansi pendidikan. Dengan memasukkan terapi tradisional seperti Pijat Bali dalam program pendampingan, kualitas hidup dan kesehatan mental mahasiswa dapat lebih terjaga. Penelitian ini juga membuka peluang eksplorasi terapi tradisional Indonesia lainnya yang mendukung kesehatan masyarakat. Dengan demikian, kearifan lokal dapat dilestarikan sekaligus memberi manfaat nyata bagi generasi muda.
[BACA JUGA: ASLS Optimalkan Foot Pressure Distribution pada Kelompok Sedenter]
***
Penulis: Sarining Tyas Sukmawati