VOKASI NEWS – Kerjasama antara tiga program studi fakultas vokasi — Teknik Informatika, Perbankan dan Keuangan, serta Manajemen Perkantoran Digital — di Universitas Airlangga (UNAIR) diwujudkan dalam acara talkshow Biztech berjudul “Karier Anda di Era AI: Akankah Menjadi Pemimpin Inovasi atau Penonton Perubahan?” Acara tersebut digelar pada Sabtu (27/09/2025) di Aula Moh Hatta, Gedung Eks Pusba, Kampus Dharmawangsa – B UNAIR, dengan kehadiran Freddie Kashawan, seorang eksekutif bisnis dan instruktur AI.
AI Preneur Mindset
Dalam talkshow ini, Freddie Kashawan menekankan bahwa mahasiswa yang ingin terjun ke dunia bisnis perlu memiliki Growth Mindset. Menurutnya, pola pikir berkembang akan menjadi bekal penting untuk beradaptasi dengan perubahan sekaligus melahirkan berbagai gagasan bisnis yang inovatif. Ia mencontohkan kegagalan Nokia dan Blackberry yang tertinggal karena kurang berinovasi, berbeda dengan Android dan Apple yang berani beradaptasi. Dari perbandingan ini, Freddie menegaskan bahwa inovasi adalah fondasi utama dalam menjaga relevansi dan daya saing bisnis di era digital.
Freddie kemudian menggarisbawahi bahwa inovasi saat ini erat kaitannya dengan perkembangan teknologi mutakhir, khususnya Artificial Intelligence (AI). Ia menjelaskan bahwa AI merupakan teknologi yang mampu berpikir serta mengambil keputusan menyerupai manusia dalam berbagai konteks bisnis modern. Dengan kemampuan tersebut, AI diyakini dapat membantu pelaku usaha menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan produktivitas secara signifikan. Oleh karena itu, Freddie mendorong generasi muda agar berani mengintegrasikan AI sebagai strategi bisnis yang efisien dan berdaya saing tinggi.
Bisnis dan Marketing di Era AI
Dalam sesi talkshow, Freddie Kashawan memaparkan berbagai contoh pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia marketing. Mulai dari model iklan, video pariwara, hingga website yang sepenuhnya dibuat oleh AI, semuanya menunjukkan bahwa teknologi ini mampu memangkas biaya produksi secara signifikan. Para pengusaha kini tidak lagi harus mengeluarkan banyak biaya untuk studio, editor, maupun lokasi syuting dalam pembuatan konten promosi.
Freddie kemudian menarik perbandingan dengan masa awal kemunculan Instagram. Awalnya, platform ini hanya dipakai untuk berbagi momen sehari-hari, hingga akhirnya pelaku bisnis melihat peluang untuk membangun branding. Mereka yang cepat memanfaatkan Instagram pada saat itu justru berhasil berkembang pesat. Menurut Freddie, situasi serupa kini terjadi dengan AI. Era ini membuka peluang baru, dan para pengusaha ditantang untuk berani mengintegrasikan teknologi AI agar dapat bersaing serta memenangkan pasar.
BACA JUGA: [Analisis Antara Cybercampus V1 dan V2 Untuk Aksesibilitas Informasi Civitas Akademika]
***
Penulis: Luthfi Alan
Editor: Puspa Anggun Pertiwi
