VOKASI NEWS – Penggunaan APD membantu menjaga keselamatan mahasiswa saat mengoperasikan mesin mikromotor di laboratorium teknik gigi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi fondasi penting dalam setiap aktivitas di laboratorium teknik gigi. Lingkungan kerja yang aman, tertib, dan sehat tidak hanya mencegah kecelakaan, tetapi juga memastikan proses praktikum berjalan efektif. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi langkah yang wajib diterapkan, terutama pada pekerjaan yang melibatkan alat berkecepatan tinggi seperti mikromotor.
Dalam praktik sehari-hari, mikromotor menjadi salah satu alat utama yang digunakan mahasiswa teknik gigi. Kecepatan putarannya yang tinggi membutuhkan kehati-hatian ekstra, baik dari sisi teknik penggunaan maupun kesiapan pengguna. Kesadaran terhadap K3, mulai dari memahami risiko hingga disiplin memakai APD, menjadi kunci untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan selama bekerja.
Peran APD dalam Keselamatan Kerja
APD dirancang untuk melindungi tubuh dari berbagai potensi bahaya fisik, kimia, hingga biologis selama bekerja di laboratorium. Bentuk perlindungannya beragam, mulai dari masker, sarung tangan, goggles, jas laboratorium, hingga pelindung telinga. Prinsip utama penggunaan APD tercantum dalam landasan hukum seperti UU No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 13 Tahun 2003, yang mewajibkan penyedia kerja memberikan perlindungan sekaligus memastikan pekerja memahami standar keselamatan.
Melalui penggunaan APD yang tepat, risiko cedera, paparan debu, ataupun penyakit akibat kerja dapat diminimalkan. APD juga membantu menciptakan budaya kerja yang aman dan disiplin di kalangan mahasiswa maupun tenaga laboratorium.
Mesin Mikromotor dan Risiko yang Menyertainya
Mikromotor merupakan alat penting dalam proses pembentukan dan pemolesan bahan gigi tiruan. Alat ini terdiri dari handpiece, motor listrik, foot pedal, dan berbagai komponen pengatur kecepatan. Meski kecil dan mudah digunakan, mikromotor dapat menimbulkan bahaya jika tidak dioperasikan dengan benar.
Risiko kecelakaan yang mungkin terjadi meliputi cedera tangan akibat kontak langsung dengan bor, paparan debu halus pada wajah, getaran berulang yang memengaruhi saraf tangan, hingga gangguan pendengaran dari kebisingan alat. Postur kerja yang kurang tepat juga dapat menimbulkan keluhan pada otot dan sendi. Karena itu, penggunaan APD lengkap menjadi keharusan saat alat ini digunakan.
Pencegahan Risiko dan Temuan Kasus di Laboratorium
Upaya pengendalian risiko mencakup penggunaan APD sesuai standar, pemeriksaan kesehatan berkala, penerangan ruang kerja yang memadai, serta edukasi keselamatan secara rutin. Kombinasi langkah tersebut membantu menekan angka kecelakaan kerja, terutama dalam aktivitas yang memerlukan ketelitian tinggi.
Beberapa kasus kecelakaan dalam penggunaan mikromotor masih ditemukan, seperti cedera tangan ketika melakukan fitting bahan gigi tiruan, iritasi karena paparan debu, dan keluhan muskuloskeletal akibat postur kerja yang buruk. Untuk itu, pemakaian jas laboratorium, masker, goggles, sarung tangan, hingga earplug perlu diterapkan secara konsisten. Kesiapan fisik dan sikap berhati-hati juga menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan selama bekerja.
[BACA JUGA: Rehabilitasi Estetika Gigi Anterior dengan Maryland PFM]
Penulis: Jovanka Yemima Putri
Editor: Habibah Khaliyah



