Riset Rumah Sakit UNAIR Tunjukkan Hasil Signifikan pada Lansia
Terapi Komplementer untuk Pasien Osteoarthritis
Osteoarthritis lutut (OA lutut) merupakan penyakit degeneratif sendi yang umum terjadi, terutama pada kelompok lanjut usia. Kondisi ini ditandai dengan nyeri kronis, kekakuan, dan penurunan kemampuan gerak, yang secara signifikan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Menurut data World Health Organization (WHO, 2023), kasus osteoarthritis global mencapai 528 juta pada tahun 2019, meningkat 113% dibandingkan tahun 1990. Sekitar 73% dari jumlah tersebut dialami oleh individu berusia 55 tahun ke atas, dengan prevalensi lebih tinggi pada perempuan.
Di Indonesia, jumlah lansia terus bertambah. Data Kementerian Kesehatan RI (2019) mencatat populasi lansia mencapai 25,9 juta jiwa. Peningkatan ini menuntut strategi penanganan yang tepat, termasuk melalui pendekatan terapi komplementer seperti akupunktur.
Uji Klinis Akupunktur di RS Universitas Airlangga
Penelitian mengenai efektivitas akupunktur terhadap nyeri osteoarthritis dilakukan di Rumah Sakit Universitas Airlangga selama Januari hingga April 2025. Sebanyak 30 responden perempuan berusia 40–65 tahun, yang mengalami OA lutut dengan tingkat keparahan grade 1 hingga 3, menjadi partisipan dalam uji klinis ini. Penelitian telah melalui uji kelayakan etik dari institusi terkait.
Responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan yang mendapatkan terapi akupunktur dan kelompok kontrol. Titik akupunktur yang digunakan adalah LR7 (Xiguan), dengan durasi 20 menit per sesi, lima kali dalam seminggu selama dua minggu. Evaluasi dilakukan menggunakan dua indikator standar, yaitu Numeric Rating Scale (NRS) dan Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC).
Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan pada tingkat nyeri setelah sepuluh sesi terapi. Rata-rata skor NRS pada kelompok terapi menurun dari 6,33 menjadi 3,27. Selain itu, skor WOMAC yang mengukur aspek nyeri, kekakuan, dan fungsi fisik juga menunjukkan perbaikan.
Penurunan nyeri ini diperkirakan berkaitan dengan mekanisme kerja akupunktur yang membantu melancarkan sirkulasi energi tubuh (Qi), merangsang pelepasan endorfin, serta mengaktifkan sistem kontrol nyeri saraf pusat. Hasil tersebut memperkuat posisi akupunktur sebagai terapi komplementer yang aman dan bermanfaat dalam penanganan osteoarthritis lutut.
Penulis : Iffah Nisa Saiidah