VOKASI – Analisa data subjektif dan objektif dalam penegakan diagnosis keperawatan nyeri akut, sebuah penelitian Mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
Latar Belakang Penelitian Mahasiswa Vokasi
Nyeri akut merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang sering muncul di ruang rawat inap. Namun, terdapat ketidaksesuaian antara diagnosis nyeri akut dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) yang dapat berdampak pada pelayanan dan kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi perawat dalam mendokumentasikan diagnosis nyeri akut berdasarkan SDKI di ruang medikal bedah RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Komponen Proses Keperawatan
Menurut Ali (2009), proses keperawatan terdiri dari lima komponen utama: pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pengkajian merupakan tahap awal yang melibatkan pengumpulan data komprehensif dan terorganisir, yang akan menentukan status kesehatan klien (Carpenito, 2009). Kekurangan pada tahap pengkajian dapat mempengaruhi keakuratan diagnosis nyeri akut.
Kompetensi dan Pedoman SDKI
Dalam UU No. 38 Tahun 2014, perawat diwajibkan memiliki kompetensi dalam menegakkan diagnosis keperawatan. Namun, pengalaman praktik menunjukkan masih banyak ketidaksesuaian diagnosis nyeri akut dengan pedoman SDKI. Gleason et al. (2021) menyarankan peningkatan pelatihan bagi perawat dalam proses diagnostik agar lebih akurat dalam penanganan pasien dengan nyeri akut.
BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital
Analisis Data Subjektif dan Objektif
Data subjektif yang dikumpulkan melibatkan keluhan pasien terkait intensitas nyeri, sedangkan data objektif mencakup pengukuran skala nyeri dan observasi fisik. Model biopsikososial menjelaskan bahwa pengalaman nyeri dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial (Fillingim, 2017).
Hasil Penelitian Mahasiswa Vokasi
Sebagian besar responden adalah perempuan (94%) dan berada dalam usia produktif. Mayoritas perawat memiliki pendidikan terakhir D3 dan pengalaman kerja antara 6-10 tahun. Penelitian ini juga menunjukkan adanya ketidakcocokan antara data subjektif dan objektif dalam penegakan diagnosis nyeri, yang mungkin disebabkan oleh kurangnya keakuratan pengkajian awal.
Kesimpulan dan Saran
Penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR menyoroti pentingnya peningkatan pelatihan dan evaluasi berkala dalam penggunaan SDKI untuk memastikan keakuratan diagnosis nyeri akut. Perbaikan metode pengkajian juga diperlukan untuk memastikan kesesuaian antara data subjektif dan objektif dalam pelayanan keperawatan.
***
Penulis: Sofia Rahmah Fatihah
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR