Analisis Kelelahan Kerja pada Pekerja Workshop PT X: Pengaruh Karakteristik Individu dan Beban Kerja Fisik

VOKASI – Analisis kelelahan kerja pada pekerja, sebuah penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR yang meneliti pengaruh karakteristik individu dan beban kerja fisik.

Kesehatan adalah faktor penting yang mempengaruhi produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memenuhi standar kesehatan dapat memicu kelelahan kerja, yang berdampak pada menurunnya motivasi, kondisi fisik, dan mental. Kelelahan ini sering kali disebabkan oleh pekerjaan yang monoton, beban fisik yang berat, serta kondisi lingkungan yang kurang optimal. Faktor individu seperti usia, status kesehatan, status gizi, dan kondisi psikologis juga turut mempengaruhi tingkat kelelahan, di samping faktor pekerjaan seperti beban dan durasi kerja.

Durasi Kerja dan Kelelahan

Sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, durasi kerja yang normal adalah maksimal 40 jam per minggu. Namun, di workshop PT X, total jam kerja mencapai 45 jam per minggu, yang tidak sesuai dengan regulasi. Durasi kerja yang melebihi standar ini berpotensi meningkatkan risiko kelelahan pekerja. Selain itu, dokumen Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control (HIRADC) di workshop PT X menunjukkan bahwa beban kerja fisik tergolong dalam risiko sedang, yang turut berkontribusi pada kelelahan pekerja.

Hubungan Karakteristik Individu dan Beban Kerja Fisik dengan Kelelahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik individu dan beban kerja fisik dengan kelelahan kerja pada pekerja workshop PT X. Data menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja berusia lebih dari 40 tahun (61,8%), dengan status gizi normal (64,7%), masa kerja lebih dari 5 tahun (55,9%), kebiasaan olahraga kadang-kadang (82,4%), dan merokok (76,5%). Sebagian besar pekerja mengalami beban kerja fisik yang perlu diperbaiki (67,6%) dan tingkat kelelahan sedang (58,8%).

BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital

Berdasarkan uji statistik, terdapat hubungan antara usia dan masa kerja dengan kelelahan kerja, dengan p-value masing-masing 0,038 dan 0,039 (p < 0,05). Namun, status gizi, kebiasaan olahraga, dan kebiasaan merokok tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kelelahan. Sementara itu, hubungan antara beban kerja fisik dan kelelahan sangat signifikan, dengan p-value sebesar 0,000 (p < 0,05).

Rekomendasi

Perusahaan disarankan untuk membatasi kuota lembur bagi pekerja guna mengurangi kelelahan. Di sisi lain, pekerja diharapkan memaksimalkan waktu istirahat di rumah untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental.

***

Penulis : Qurota A’yun

Dosen Pembimbing : Indah Lutfiya, S.KM., M.Kes

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR