Analisis Kualitas Citra Panoramic Berdasarkan Protokol Penilaian Radiografi, Informasi Anatomis, dan Faktor Lain

VOKASI NEWS – Radiografi panoramic merupakan salah satu teknik pencitraan medis di bidang radiologi. Teknik ini digunakan untuk menegakkan diagnosa pada pasien dengan mengevaluasi kelainan di area mulut dan sekitarnya. Contohnya meliputi gigi impaksi, trauma, mendeteksi tumor, melihat kondisi rahang, serta berbagai kondisi klinis lainnya. Kualitas hasil citra panoramic sangat penting. Citra yang berkualitas membantu dokter menyaring hasil radiografi panoramic yang kurang baik. Serta menghindari adanya kesalahan pada diagnosa yang nantinya akan diberikan kepada pasien. 

Studi pendahuluan telah dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya dengan metode wawancara yang dilakukan kepada radiografer. Hasilnya masih sering diperlukan pengeditan pada hasil citra panoramic meliputi pengaturan brightness, kontras, coverage area, dan lainnya. Hal ini menandakan kualitas citra panoramic yang dihasilkan belum optimal. Kondisi ini dapat mengganggu dan berpotensi menyebabkan pengulangan foto.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas citra panoramic berdasarkan protokol penilaian citra radiografi, informasi anatomis dan faktor lain di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya. 

BACA JUGA: [Introducing English Based Vital Signs Equipment Education for Elementary School Children]

Metode dan Temuan Penting dalam Penelitian Citra Panoramic

Rancangan atau alur yang nantinya akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan melibatkan populasi (jumlah rata-rata pasien pemeriksaan panoramic tiap bulan) sejumlah 250 hasil citra yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Populasi tersebut kemudian diambil yang memenuhi kriteria inklusi, dan didapatkan sampel untuk penelitian ini adalah sejumlah 72 citra panoramic. Metode pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner tertutup kepada tiga radiografer yang terdiri dari 17 pertanyaan. Penilaian dilakukan oleh tiga radiografer di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya dengan kriteria/syarat yang sama. Agar hasil penilaian kuesioner nantinya lebih valid karena dinilai oleh pekerja yang memiliki pengalaman secara profesional yang sama atau setara. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penilaian “tidak bagus” atau belum optimal terhadap kualitas citra panoramic yang dihasilkan dalam beberapa aspek. Yaitu pada protokol coverage area sebesar 44,44%, kontras 45,83%, densitas 13,88%, dan kecerahan (brightness) sebesar 55,56%. Gigi geligi (zona 1) sebesar 58,33%, hidung dan sinus maksilaris (zona 2) sebesar 29,17%, TMJ/ temporomandibular joint (zona 4) sebesar 20,83% serta tulang hyoid (zona 6) sebesar 44,44%. Adanya gambaran yang terpotong sebesar 44,44%, adanya gambaran yang tidak simetris sebesar 20,83% serta adanya image artefact sebesar 9,72%.

Peneliti memberikan beberapa saran. Hasil penelitian ini dapat digunakan rumah sakit sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas citra panoramic. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pengaturan posisi dan persiapan pasien. Pengaturan alat juga penting, termasuk faktor eksposi seperti kV, mA, dan waktu (s) yang berbeda sesuai usia dan massa jenis atau berat badan pasien. Perawatan alat dan evaluasi citra secara rutin juga dianjurkan agar hasil citra lebih optimal. Selain itu, pelatihan bagi radiografer sangat penting agar mereka dapat memberikan edukasi, persiapan, dan melakukan positioning pasien sesuai SOP yang benar dan tepat.

***

Penulis: Syalwa Kamila

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro