VOKASI NEWS – Permasalahan infertilitas masih menjadi persoalan kesehatan global yang berdampak besar bagi pasangan usia reproduksi. Menurut data World Health Organization, sekitar 30–40% kasus infertilitas disebabkan oleh faktor pria. Kondisi ini menjadikan pemeriksaan analisis sperma lengkap sebagai langkah penting dalam mengevaluasi fertilitas. Melalui pemeriksaan tersebut, dapat diketahui gambaran menyeluruh mengenai semen, mulai dari volume, konsentrasi, motilitas, viabilitas, hingga morfologi sperma.
Pemeriksaan Analisis Sperma Lengkap Metode Otomatis
Selama kegiatan magang di laboratorium klinik PRAMITA Ngagel berlangsung, mahasiswa diberi kesempatan untuk mempelajari dan asistensi pengerjaan pemeriksaan analisis sperma lengkap menggunakan LensHooke X1 Pro. Perangkat ini mengkombinasikan pencitraan optik dengan analisis digital berbasis Computer Assisted Semen Analysis (CASA). Sistem kombinasinya yaitu alat disambungkan menggunakan USB port untuk ditampilkan hasil pada layar monitor yang terkoneksi. Teknologi tersebut mengantongi beberapa parameter seperti penghitungan konsentrasi, motilitas, progresivitas sperma dan morfologi dilakukan lebih cepat, objektif, serta konsisten. Pengerjaan menggunakan alat Lenshooke X1 Pro harus dilakukan pada tempat atau meja yang datar atau tidak bergelombang. Hal ini penting dilakukan agar hasil tetap dapat terhitung rata dan optimal.
BACA JUGA: [Galih Potensi Raih Karir Bersama Vokasi Seminar Berdikari 2025]
Pemeriksaan Sperma Lengkap Metode Manual
Untuk mendapati hasil yang lebih akurat, dilakukanlah pemeriksaan analisa sperma lengkap dengan metode manual. Hal ini melibatkan perhitungan konsentrasi menggunakan kamar hitung, uji viabilitas dengan pewarnaan eosin, dan penilaian morfologi melalui pewarnaan reverse gram. Seluruh prosedur mengacu pada pedoman World Health Organization Laboratory Manual for the Examination and Processing of Human Semen edisi ke-6 yang diterbitkan pada tahun 2021.
Selain itu pemeriksaan analisis sperma lengkap metode manual dibagi menjadi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis. Parameter dari pemeriksaan makroskopis yaitu warna, bau, likuifaksi, viskositas, volume ejakulat dan ph. Sedangkan pada pemeriksaan mikroskopis meliputi pemeriksaan motilitas, morfologi, uji viabilitas, konsentrasi dan pengamatan aglutinasi, agregasi, leukosit dan sel bulat non-sperma lainnya.
Dari hasil pemeriksaan metode manual memang memerlukan waktu lebih lama dibanding metode otomatis. Hal ini karena membutuhkan pengamatan detail menggunakan mikroskop serta perlakukan yang memerlukan keterampilan analis Namun, perannya tetap penting sebagai standar acuan, terutama ketika alat menghadapi keterbatasan teknis atau kejadian tak terduga lainnya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa kombinasi antara metode modern (otomatis) dan konvensional dapat menghasilkan pemeriksaan sperma yang lebih komprehensif dan dapat diandalkan.
Kegiatan ini membuktikan bahwa pemanfaatan Lens Hooke X1 Pro mampu menghadirkan kecepatan dan objektivitas, sementara metode manual berperan sebagai penguat validasi hasil. Integrasi keduanya menjadi kunci dalam menjaga mutu layanan laboratorium klinik serta mendukung evaluasi fertilitas pria secara lebih tepat.
***
Penulis: Rafellia Jully Andita Putri
Editor: Puspa Anggun Pertiwi



