Analisis Variasi Acceleration Factor dalam Parallel Imaging untuk Optimalisasi Kualitas Citra MRI

VOKASI NEWS – Analisis variasi acceleration factor dalam parallel imaging untuk optimalisasi kualitas citra MRI, hasil studi Mahasiswa Vokasi UNAIR.

Pengenalan Parallel Imaging dalam MRI

Parallel imaging adalah teknik rekonstruksi citra yang pertama kali diperkenalkan untuk mereduksi waktu akuisisi dengan memanfaatkan spatial sensitivity pada phased array coil, serta mengurangi jumlah phase encoding. Teknik ini hampir selalu digunakan dalam pemeriksaan MRI yang membutuhkan pemindaian cepat, terutama untuk meningkatkan kepatuhan pasien, seperti pada pemeriksaan anak dan pasien dengan penyakit neurodegeneratif.

Prosedur Kerja Parallel Imaging

Parallel imaging mempercepat waktu akuisisi dengan mengambil lebih sedikit k-space dan memanfaatkan spatial sensitivity dari phased array coil. Penggunaan phased array coil dalam teknik ini bertujuan untuk memaksimalkan Signal-to-Noise Ratio (SNR) dengan tetap mempertahankan kecepatan pemindaian yang optimal.

Kelebihan dan Kekurangan Parallel Imaging

Kelebihan:

  • Meningkatkan faktor reduksi pemindaian.
  • Meningkatkan spatial resolution dan volumetric coverage dalam citra MRI.
  • Memungkinkan pemindaian lebih cepat sehingga mengurangi ketidaknyamanan pasien.

Kekurangan:

  • Penurunan kualitas citra, terutama pada acceleration factor yang tinggi.
  • Signal-to-Noise Ratio (SNR) menurun ketika acceleration factor yang digunakan semakin besar.
Variasi Acceleration Factor yang Optimal

Pemilihan acceleration factor yang optimal mempertimbangkan dua aspek utama:

  1. Signal-to-Noise Ratio (SNR): Semakin tinggi acceleration factor, semakin rendah nilai SNR.
  2. Scan Time: Semakin tinggi acceleration factor, semakin cepat proses akuisisi citra.

Berikut adalah rekomendasi variasi acceleration factor berdasarkan kebutuhan:

  • Acceleration Factor 1: Direkomendasikan jika dibutuhkan kualitas citra dengan SNR maksimal, meskipun waktu akuisisi lebih lama.
  • Acceleration Factor 2: Opsi terbaik untuk mendapatkan keseimbangan antara kualitas citra dan efisiensi waktu akuisisi.
  • Acceleration Factor 3: Direkomendasikan jika dibutuhkan pemindaian cepat, tetapi dengan kompromi pada kualitas citra.
Pengaruh Acceleration Factor terhadap Kualitas Citra

Pemilihan acceleration factor berdampak langsung pada kualitas citra yang dihasilkan:

  • Semakin tinggi nilai SNR, semakin rendah acceleration factor yang digunakan.
  • Semakin tinggi acceleration factor, semakin cepat scan time tetapi kualitas citra bisa menurun.

[BACA JUGA: Insan Kampus Berkontribusi untuk Negeri: Dialog Inspiratif Dekan Vokasi UNAIR di Radio Suara Muslim]

Dengan mempertimbangkan aspek kualitas citra dan efisiensi waktu, pemilihan acceleration factor harus disesuaikan dengan kebutuhan klinis dan kondisi pasien untuk mendapatkan hasil MRI yang optimal.

***

Penulis : Aulia Rizka Fauziah

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR