Apa saja Faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Dump Truck Tambang?

VOKASI NEWS – Mengetahui fakto-faktor yang menyebabkan risiko yang dialami pekerja dump truck di tambang akibat kelelahan kerja.

Kelelahan kerja dapat diartikan sebagai sekumpulan keluhan yang dicirikan oleh penurunan efisiensi dan ketahanan kerja. Menurut International Labour Organization (ILO) pada tahun 2021, hampir setiap tahunnya tercatat dua juta pekerja meninggal dunia akibat kelelahan kerja. Temuan ini didasarkan pada penelitian yang melibatkan total 58.115 sampel, di mana sekitar 32,8% atau sekitar 18.828 sampel mengalami kelelahan. Industri pertambangan merupakan salah satu penyumbang terbesar terjadinya kecelakaan kerja. Industri pertambangan merupakan salah satu penyumbang terbesar terjadinya kecelakaan kerja. Kondisi medan yang curam serta ketidakstabilan geologi menjadi faktor yang menyebabkan kejadian ini.

Faktor yang Memengaruhi Kelelahan Kerja Para Pekerja Dump Truck Tambang

Terdapat Kekuatan hubungan antara faktor internal (usia, masa kerja, status gizi) dengan kelelahan kerja adalah usia (r= 0,498), masa kerja (r= 0,563) dan status gizi (r= 0,538). Yang artinya kekuatan hubungan cukup kuat antara faktor internal dengan kelelahan kerja. Kekuatan hubungan antara faktor internal (usia, masa kerja, status gizi) dengan kelelahan kerja adalah usia (r= 0,498), masa kerja (r= 0,563) dan status gizi (r= 0,538). Yang artinya kekuatan hubungan cukup kuat antara faktor internal dengan kelelahan kerja.

BACA JUGA: Perlakuan PMK No 7 Tahun 2024 Atas Pendapatan Negara Terhadap Pelaku Usaha Sektor Perumahan

Dari pembahasan tersebut, maka perusahaan perlu adanya peregangan di sela-sela jam kerja selama 2-3 menit agar jaringan otot pekerja tidak kaku dan dapat mengurangi rasa lelah pada area tubuh, perlu melakukan pengukuran kelelahan kerja pada seluru pekerja yang memiliki masa kerja lama maupun baru, program peningkatan gizi yang berfokus untuk pekerja yang memiliki IMT di bawah normal, pekerja yang memiliki IMT diatas normal/obesitas untuk mengatur pola makan yang seimbang dan mengurangi jumlah konsumsi makanan harian sesuai dengan kebutuhan masing-masing pekerja, perlu melakukan manajemen terkait shift kerja yaitu mengurangi jumlah pekerja saat shift malam, pemberian musik pada pekerja shift malam, dan pemberian tambahan waktu istirahat pada pekerja dari 1 jam menjadi 2 jam istirahat, Mengadakan kegiatan olahraga pagi sebelum memulai pekerjaan yaitu seperti stretching selama 3-5 menit.

***

Penulis: Siti Nurazizin

Editor: Puspa Anggun Pertiwi