VOKASI NEWS – Studi ARC pada MRI Genu 3D PD Fat Sat menyoroti pengaruh acceleration factor terhadap kualitas citra, SNR, CNR, dan scan time.
Pencitraan muskuloskeletal menggunakan sequence FSE dengan pembobotan proton density karena mampu menghasilkan sinyal tinggi dan sensitif terhadap cairan, sehingga cairan tampak hiperintens untuk mendeteksi edema dan inflamasi. Sequence ini juga memiliki diferensiasi kontras yang tinggi pada jaringan muskuloskeletal akibat nilai T1 yang panjang dan T2 yang pendek. Teknik ini efektif digunakan untuk mengevaluasi ligament, tendon, articular cartilage, dan fibrocartilage.
Sequence tiga dimensi (3D) melibatkan akuisisi isotropik yang menyediakan irisan kontinyu tipis yang dapat diformat ulang ke bidang axial, coronal, atau sagittal tanpa kehilangan kualitas gambar. Teknik ini memiliki keunggulan dalam visualisasi struktur kecil pada genu dan abnormalitas terkait, mengurangi volume parsial. Sehingga memberikan sinyal lebih tinggi dibandingkan 2D.
Penerapan Parallel Imaging dengan Teknik ARC pada MRI Genu 3D PD Fat Sat
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengakselerasi scan time dengan tetap mempertahankan kualitas citra yaitu dengan parallel imaging. Parallel imaging bekerja dengan cara mengakuisisi jumlah data k- space yang dikurangi dengan sebuah array coil receiver. Data yang diambil secara undersampling ini dapat diperoleh lebih cepat, tetapi undersampling menyebabkan citra mengalami aliasing. Teknik parallel imaging yang digunakan untuk MRI Genu 3D PD Fat Saturation yaitu Autocalibrating Reconstruction for Cartesian Imaging.
ARC atau Autocalibrating Reconstruction for Cartesian Imaging merupakan parallel imaging dengan rekonstruksi baru berbasis data k-space yang memiliki kecepatan dan akurasi tinggi. Tidak seperti metode lainnya, ARC menggunakan kernel 3D penuh untuk mensintesis data target yang hilang dari data sumber yang berdekatan melalui tiga arah pencitraan. Meski efektif, metode ini dapat menurunkan kualitas gambar melalui peningkatan noise, blurring, dan ketidakteraturan saat MPR, yang mempengaruhi akurasi diagnostik.
[BACA JUGA: Pemanfaatan AHP dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Fitur PACS]
Perbandingan Nilai Acceleration Factor Autocalibrating Reconstruction for Cartesian Imaging
Terdapat nilai acceleration factor pada ARC yang memengaruhi kualitas citra MRI dan durasi pemindaian. Nilai ini dievaluasi secara kuantitatif melalui Signal to Noise Ratio (SNR), Contrast to Noise Ratio (CNR), dan scan time. Hasil pengukuran menunjukkan SNR menurun seiring meningkatnya acceleration factor, CNR meningkat, dan scan time menjadi lebih singkat pada nilai acceleration yang lebih tinggi.
Evaluasi kualitatif dilakukan oleh dokter radiologi berpengalaman dengan menilai homogenitas fat suppression, ketajaman gambar, dan artefak aliasing. Nilai acceleration factor 1 menunjukkan penekanan lemak yang paling homogen dan artefak minimal. Sedangkan nilai yang lebih tinggi meningkatkan risiko artefak karena undersampling.
Pemilihan acceleration factor harus menyeimbangkan SNR, CNR, resolusi spasial, dan scan time. Teknik fat saturation rentan terhadap inhomogenitas medan B₀. Sehingga diperlukan shimming untuk meminimalkan distorsi dan kegagalan penekanan lemak, demi mendapatkan kualitas citra yang optimal.
***
Penulis: Yuliana Sajidah Fatmawati
Editor: Habibah Khaliyah