Bagaimana Gambaran Paparan Kebisingan dengan Keluhan Subjektif (Non Auditory)?

VOKASI NEWS – Paparan kebisingan di tempat kerja bukan hanya sekadar gangguan suara, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan dan produktivitas pekerja yang dapat mengakibatkan berbagai masalah fisik dan mental. (Paparan kebisingan di tempat kerja adalah ancaman serius bagi kesehatan dan produktivitas pekerja.)

Pada era modern saat ini, hampir semua pekerjaan telah dibantu oleh alat-alat canggih yang memudahkan suatu pekerjaan. Contohnya seperti mesin untuk meningkatkan produktivitas. Kebisingan di tempat kerja telah menjadi salah satu faktor lingkungan yang paling mengganggu dan berpotensi membahayakan kesehatan pekerja. Kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas 85 dbA menurut Permenaker No. 5 Tahun 2018 dapat mempengaruhi kesehatan seperti gangguan pendengaran, gangguan fisiologis, psikologis, dan komunikasi. Artikel ini akan membahas gambaran dari dampak paparan kebisingan tersebut serta bagaimana hal ini dapat mempengaruhi pekerja secara keseluruhan.

Gangguan Fisiologis Akibat Paparan Kebisingan

Gangguan psikologis yang disebabkan oleh kebisingan ditandai oleh peningkatan emosi, ketidaknyamanan, kesulitan dalam konsentrasi, tingkat stres tinggi, dan gangguan tidur. Suara bising yang tinggi dapat mengganggu proses tidur. Hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan kronis, peningkatan detak jantung dan peningkatan tekanan darah. Dampak dari tingginya kebisingan juga dapat meningkatkan produksi hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Akumulasi dari reaksi ini dapat meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit jantung yang berdampak negatif pada kinerja dan produktivitas pekerja.

Gangguan Psikologis Terhadap Pekerja

Kebisingan yang berlebihan sering kali memicu kecemasan dan ketegangan pada pekerja. Menurut Bashiruddin J (2002), kebisingan yang tidak diinginkan dan mengganggu dapat menambah stres psikologis. Pekerja yang terpapar kebisingan secara terus-menerus mungkin merasa cemas, waspada, dan tegang, yang dapat mengganggu konsentrasi dan efisiensi kerja. Pekerja merasa tidak nyaman, mudah marah, dan kehilangan motivasi, sehingga mempengaruhi kesehatan mental mereka, dan interaksi sosial di tempat kerja. Perasaan tidak nyaman dan kelelahan akibat kebisingan dapat mempengaruhi hubungan antar pekerja, serta menurunkan semangat dan produktivitas kerja.

BACA JUGA: Vocational Aspiration Stage: Kebangkitan Semangat Perjuangan Mahasiswa Vokasi UNAIR

Gangguan Komunikasi Akibat Paparan Kebisingan

Suara bising yang melampaui NAB mengganggu percakapan dan menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi. Gangguan komunikasi yang disebabkan kebisingan dapat menurunkan kualitas interaksi antar pekerja harus mengulang percakapan atau berbicara lebih keras untuk didengar. Penurunan kualitas komunikasi ini dapat mempengaruhi efisiensi kerja dan kolaborasi tim. Gangguan komunikasi akibat kebisingan tidak hanya mempengaruhi hubungan interpersonal tetapi juga produktivitas kerja. Kesulitan dalam berkomunikasi dapat menyebabkan miskomunikasi, kesalahan dalam pekerjaan, dan penurunan efisiensi, yang pada akhirnya merugikan perusahaan.

Paparan kebisingan yang berlebihan di tempat kerja dapat menyebabkan berbagai gangguan fisiologis, psikologis, dan komunikasi yang signifikan. Gangguan tidur, masalah kardiovaskular, kecemasan, stres, dan kesulitan komunikasi adalah beberapa dampak yang dapat dirasakan oleh pekerja. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian kebisingan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman dan sehat. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan pekerja tetapi juga produktivitas dan efisiensi kerja secara keseluruhan.

***

Penulis: Syafitri Divarani

Editor: Puspa Anggun Pertiwi