VOKASI NEWS – Skizofrenia adalah penyakit yang menyebabkan perubahan dalam pola pikir, emosi, sikap, dan kehidupan sosial seseorang. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa dapat dikenali dari penyimpangan yang tidak sesuai dengan realitas penarikan diri dari hubungan sosial. Contohnya dari perubahan dalam persepsi atau pemikiran, serta masalah dalam fungsi kognitif (Stuart, 2015). Selain itu, skizofrenia adalah kondisi di mana terdapat pemisahan antara pikiran, emosi, dan perilaku seseorang, yang menyebabkan ketidaksesuaian antara pikiran dan emosi yang dialami (Prabowo, 2014).
BACA JUGA: Pentingnya Penerapan Pengendalian Sistem Internal Penerimaan Premi pada Perusahaan Asuransi
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan prevalensi skizofrenia di jawa timur sebesar 6,4%. Menurut data BPS, dengan jumlah penduduk jawa timur sekitar 39,5 juta jiwa, berarti terdapat 2,7 juta orang yang menderita skizofrenia (Tim Riskesdas, 2018).
Peran Keluarga dalam Perawatan Pasien Skizofrenia
Menurut (Friedman, 2010) kemampuan keluarga menjaga pemeliharaan kesehatan terhadap anggotanya dapat dilihat dari lima tanggung jawab tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Adapun lima tugas kesehatan keluarga tersebut meliputi:
- Mengenal masalah kesehatan keluarga.
- Mengambil keputusan untuk melakukan langkah – langkah yang tepat.
- Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sedang sakit.
- Menjaga lingkungan rumah agar tetap sehat.
- Menggunakan layanan kesehatan yang tersedia di masyarakat.
Perawatan pasien skizofrenia oleh keluarga diantaranya adalah mengetahui penyebab tanda dan gejala skizofrenia, memberikan obat secara teratur. Dalam perawatannya, keluarga berperan memastikan pasien melakukan kontrol ke dokter secara teratur, mengetahui tempat pelayanan kesehatan terkait bagi skizofrenia. Selain itu juga membimbing dan mengajak pasien untuk makan dengan baik, melibatkan pasien dalam melakukan aktivitas di rumah, keluarga memperhatikan dan peduli terhadap tanda dan gejala yang muncul. Untuk melatih kemampuan pasien, keluarga memiliki peran mengajak pasien berinteraksi dan berkomunikasi, membantu pasien untuk melakukan perawatan diri (Rosdiana, 2018).
Upaya yang Dapat Meringankan Beban Keluarga Pasien
Dengan kegiatan perawatan tersebut keluarga merasakan beban yang sangat berat ketika salah satu keluarganya menderita skizofrenia. Keluarga sering mengeluhkan beban merawat anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Hal tersebut terjadi karena keluarga adalah pendukung utama pasien selama masa perawatan di rumah sakit maupun di rumah. Beban yang harus ditanggung oleh keluarga yaitu beban ekonomi, beban ekonomi, fisik, emosional dan sosial. Dengan demikian banyaknya keluarga yang tidak mampu mengatasi beban akan berdampak pada kemampuan merawat pasien skizofrenia (Patricia et al., 2019).
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat adalah dengan meringankan beban ekonomi, fisik, emosional, dan sosial pada keluarga. Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu:
- Pemberian jaminan pengobatan atau jaminan Kesehatan kepada keluarga yang menjadi caregiver untuk meringankan beban ekonomi (Fitrikasari et al., 2013).
- Membentuk strategi koping yang adaptif dengan spiritual seperti berdoa dan bertawakal kepada Tuhan untuk meringankan beban sosial yang dirasakan oleh keluarga (Renylda et al., 2022).
- Memberikan terapi reduksi stress yang dapat menjadi upaya dalam meringankan beban emosional pada keluarga yang merawat pasien skizofrenia (Rochmawati et al., 2022).
- Memberikan koping berupa dukungan dari keluarga, Masyarakat, pemerintah, serta tenaga kesehatan sebagai upaya meringankan beban fisik yang dirasakan oleh keluarga sebagai caregiver (Muryani, 2019).
***
Penulis: Vira Maharani
Editor: Puspa Anggun Pertiwi