Belajar Lebih Dekat dengan Pelayanan Kesehatan Hewan di Lingkungan Masyarakat

VOKASI NEWS – Pengadaptasian mahasiswa Paramedik Veteriner dengan masyarakat selama melaksanakan magang mandiri di pelayanan kesehatan hewan Madiun. 

Kesehatan hewan tidak terlepas dari cara pemeliharaan dan perawatan oleh sang pemilik. Maka dari itu, masyarakat perlu adanya dampingan dari instansi yang menaungi penyuluhan dan pelayanan kesehatan hewan demi terciptanya kesejahteraan bagi hewan dan pemilik atau peternak. Dalam kesempatan ini, program studi D3 Paramedik Veteriner memberikan peluang untuk melakukan magang mandiri. Salah satu lokasi magang yaitu di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Pilangkenceng yang ada di Kabupaten Madiun. Adapun waktu pelaksanaan magang mandiri dilaksanakan pada 19 Februari – 1 Maret 2024.

BACA JUGA; Sehat Bersama Vokasi, Bagi-Bagi Jamu di Puncak Dies Natalis FV UNAIR ke-10

Apa saja yang dipelajari di pelayanan kesehatan hewan?

Kegiatan yang berlangsung selama magang meliputi pelayanan keswan bagi hewan kecil seperti kucing dan hewan besar seperti sapi dan kambing. Pelayanan hewan kecil berada di Puskeswan dengan pelayanan tanpa dipungut biaya. Adapun layanan yang biasa dilakukan yaitu pemeriksaan pada hewan dan pemberian pengobatan jika membutuhkan. Adapun beberapa layanan hewan besar dilakukan dengan berkunjung secara langsung ke masyarakat. Beberapa jenis pelayanan keswan untuk hewan ternak adalah vaksinasi PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), penanganan kelahiran, pengobatan untuk berbagai macam kasus, hingga inseminasi buatan. 

Ketika pelayanan klinik hewan kecil, belajar tentang penanganan pertama pada hewan seperti anamnesa kesehatan hewan, penimbangan berat badan, pemeriksaan suhu, pemeriksaan frekuensi dan pulus. Berinteraksi dengan pemilik atau owner hewan kesayangan sehingga dapat menciptakan pelayanan yang nyaman dan menyenangkan. Sebagai D3 Paramedik Veteriner, kami belajar untuk handling hewan, injeksi pengobatan, serta penyuluhan kepada pemilik.

Saat terjun ke lapangan secara langsung, mahasiswa dapat belajar dan berinteraksi langsung kepada peternak dengan background dan umur yang berbeda-beda. Tentu saja, hal tersebut akan membuat bagaimana mahasiswa dapat beradaptasi dan belajar hidup bermasyarakat secara majemuk. Begitupun dengan temuan kasus yang berbeda-beda tiap tempatnya akan mempengaruhi cara penanganan dan jenis obat yang dipergunakan.

Dengan begitu, peserta magang maupun Co-Ass yang ikut terjun ke lapangan dapat mengamati dan melaksanakan tindakan penanganan yang diperlukan bagi hewan ternak yang didampingi oleh dokter hewan. Selain itu, juga dapat berinteraksi dengan masyarakat peternak. Sehingga, kami dapat belajar tentang ilmu kesehatan dan ilmu bersosial secara bersamaan. 

***

Penulis: Intan Wardani

Editor: Puspa Anggun Pertiwi