VOKASI NEWS – Bina Komunitas 2025 hadir di Desa Cepokolimo melalui kolaborasi mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa untuk mendorong kemandirian ekonomi dan desa wisata edukatif.
Sinergi Mahasiswa dan Masyarakat Wujudkan Kemandirian Desa
Bina Komunitas 2025 merupakan program pengabdian masyarakat yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa D-IV Manajemen Perhotelan, Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. Kegiatan ini menjadi sarana penerapan ilmu secara nyata melalui pendekatan kolaboratif dalam gerakan bertajuk Triad Innovation Coalition. Program ini melibatkan mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa untuk mendorong lahirnya desa wisata edukatif berbasis potensi lokal.
Kegiatan Bina Komunitas dilaksanakan di Desa Cepokolimo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Desa ini memiliki kekayaan alam berupa susu sapi segar dan jamur tiram hasil produksi masyarakat. Sayangnya, selama ini produk tersebut hanya dijual dalam kondisi mentah dengan harga rendah. Keterbatasan dalam pengolahan, pengemasan, dan pemasaran menjadi tantangan utama dalam meningkatkan nilai jual produk lokal.
Rangkaian Kegiatan: Edukasi, Inovasi, dan Aksi Sosial
Program berlangsung selama dua hari satu malam, dimulai pada Jumat, 27 Juni 2025. Hari pertama diawali dengan sesi temu desa yang mempertemukan panitia dengan kepala desa dan perangkat setempat. Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi desa wisata yang mengedukasi warga mengenai manfaat ekonomi dari pengembangan pariwisata berbasis agrikultur. Warga juga mengikuti pelatihan branding dan pengemasan produk, dengan fokus pada olahan susu dan jamur tiram agar lebih menarik dan kompetitif di pasar digital maupun langsung ke konsumen.
Pada siang hari, dilaksanakan dua kegiatan sosial: Cahaya Ilmu dan Clean Action. Cahaya Ilmu adalah program edukatif yang melibatkan mahasiswa dalam mengajar anak-anak TPQ dengan materi dasar Akidah Akhlak dan motivasi belajar. Clean Action dilakukan melalui kerja bakti membersihkan area balai desa dan fasilitas umum, sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.
Hari kedua dimulai dengan senam bersama warga yang dilanjutkan dengan sarapan sehat dan pembagian doorprize. Acara puncak berupa demonstrasi pengolahan jamur tiram menjadi sate lilit, inovasi olahan lokal yang bernilai ekonomi tinggi. Warga diajak terlibat langsung dalam proses pembuatan, mulai dari persiapan bahan hingga penyajian.
[BACA JUGA: Faktor Penentu Dalam Minat Penggunaan Byond by BSI di Surabaya]
Program ini tidak hanya menghadirkan solusi praktis bagi pengolahan hasil agrikultur, tetapi juga membangun semangat gotong royong serta kesadaran kolektif terhadap potensi desa. Kolaborasi antar pihak yang terjalin selama kegiatan menjadi bukti bahwa inovasi sederhana dapat membawa dampak nyata bagi pembangunan desa yang berkelanjutan.
***
Penulis: Umi Zahiroh
Editor: Fatikah Rachmadianty