Bisnis Informasi Pendampingan Perpustakaan Sekolah Dasar: Mengubah Perpustakaan dari Momok menjadi Seronok

VOKASI NEWS – Perpustakaan seringkali dianggap membosankan, terutama oleh para siswa sekolah dasar. Namun, seorang mahasiswa D3 Perpustakaan dari Universitas Airlangga, Anindhita, memiliki ide untuk mengubah persepsi ini. Ia ingin membantu perpustakaan sekolah dasar dalam mengembangkan dan mengelola perpustakaan sebagai tempat yang disukai siswa-siswi.

Bisnis yang diusung Anindhita tidak hanya berupa inovasi layanan melainkan juga pendampingan secara langsung oleh rekan yang tergabung dalam bisnis sehingga para rekan yang tergabung dapat memantau secara langsung proses berjalannya layanan di perpustakaan. Dengan adanya pendampingan, para pustakawan dapat lebih mudah mengevaluasi apakah layanan tersebut berhasil menarik minat siswa-siswi sekolah dasar, juga untuk membantu mengkoordinasikan siswa-siswi yang berkunjung jika perpustakaan tidak memiliki cukup pustakawan atau penjaga.

baca juga: Inovasi Sumber Informasi “Pojok Digital Green’s House”

Inovasi layanan dirancang tergantung pada permasalahan yang sedang dihadapi oleh perpustakaan, bisa juga berdasarkan permintaan khusus perpustakaan yang ingin dibuatkan layanan seperti apa. Bisnis ini bertujuan untuk membantu perpustakaan sekolah dasar dalam mengembangkan dan mengelola perpustakaan dalam segi layanan yang diberikan kepada pengguna untuk memaksimalkan daya guna sarana prasarana yang ada, mengasah kemampuan berfikir siswa-siswi, serta membangun lingkungan perpustakaan yang asyik.

Inovasi Layanan untuk Meningkatkan Minat Kunjungan Siswa-siswi

Beberapa contoh inovasi layanan yang pernah diperkenalkan oleh Anindhita, seperti TEPOCY atau Teka-teki Pojok Literacy yang menggabungkan antara permainan monopoli dengan pengetahuan umum guna mengasah kemampuan berfikir siswa-siswi akan suatu informasi. Permainan tersebut dikolaborasikan dengan beberapa macam literasi yakni literasi baca dan tulis, literasi sains, literasi numerasi,dan literasi budaya dan kewarganegaraan.

TEPOCY berhasil menarik minat siswa-siswi SDN Tambaksari 1 Surabaya. Sekolah menjadikan layanan tersebut sebagai layanan tetap untuk mengisi kegiatan siswa-siswi saat mengunjungi perpustakaan. Pustakawan di sana juga mengungkapkan bahwa inovasi tersebut kini menjadi layanan tetap yang diberikan kepada siswa-siswi untuk mengisi kegiatan selain mengerjakan tugas, merangkum, storytelling, membaca, dan menonton film bersama.

Membangun Citra Perpustakaan yang Lebih Baik

Harapan dari adanya bisnis pendampingan serta penawaran inovasi layanan terhadap perpustakaan sekolah dasar ini nantinya akan menjadi bisnis yang turut berperan dalam proses pengembangan perpustakaan serta membangun citra perpustakaan yang lebih baik, yakni bukan lagi sebagai momok melainkan tempat yang seronok untuk dikunjungi.

Dengan mengubah persepsi siswa-siswi tentang perpustakaan, Anindhita berharap bahwa mereka akan terus mengunjungi perpustakaan sepanjang masa dan akan membawa pengalaman yang positif selamanya. Dimulai dari perpustakaan yang dekat dengan anak—selain perpustakaan mandiri atau rumah—yakni perpustakan sekolah, untuk mencoba mendekatkan perpustakaan dengan anak sejak dini sehingga tidak akan menciptakan kesan buruk yang berimbas di masa yang akan datang.

Bisnis informasi pendampingan perpustakaan sekolah dasar dapat membantu membangun lingkungan perpustakaan yang asyik, meningkatkan minat baca siswa-siswi, dan memberikan pengalaman yang positif dalam belajar. Semoga kedepannya, lebih banyak mahasiswa seperti Anindhita yang dapat mengembangkan ide-ide kreatif untuk memajukan dunia perpustakaan di Indonesia.

Penulis: Anindhita Naomi Stridaniswari

Editor: Muhammad Duiqi Alfiansyah