Bukan Sekadar Lalapan: Daun Kenikir Terbukti Ampuh Atasi Diabetes Tipe 2

Bukan Sekadar Lalapan: Daun Kenikir Terbukti Ampuh Atasi Diabetes Tipe 2_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Ungkap potensi daun kenikir terbukti dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2, sebagai terapi komplementer yang aman, murah, dan efektif.

Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronis yang jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Data dari International Diabetes Federation (IDF) mencatat bahwa pada tahun 2022, Indonesia menempati posisi kelima dunia dengan jumlah penderita diabetes tertinggi. Angka ini diprediksi terus meningkat seiring dengan pola hidup masyarakat yang tidak sehat, konsumsi gula berlebih, serta kurangnya aktivitas fisik. Kondisi ini mendorong banyak orang mencari alternatif pengobatan yang lebih aman dan terjangkau, salah satunya melalui pengobatan herbal.

Tanaman yang mulai mendapat sorotan dalam mengatasi diabetes melitus adalah daun kenikir (Cosmos caudatus). Tanaman ini dikenal luas sebagai lalapan khas Indonesia dengan rasa pahit yang kuat. Namun di balik kepahitannya, kenikir menyimpan berbagai manfaat kesehatan, termasuk sebagai agen antidiabetes yang potensial. Dalam dunia pengobatan tradisional, kenikir sudah lama digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan metabolik. Kini, manfaat tersebut dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian.

Kupas Khasiat Daun Kenikir

Salah satu penelitian terbaru dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Pengobat Tradisional, Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh seduhan simplisia daun kenikir terhadap penurunan kadar gula darah puasa pada penderita diabetes melitus tipe 2. Metode yang digunakan adalah true experimental dengan pendekatan pre-post test control group design. Respondennya adalah wanita berusia 45–54 tahun yang telah terdiagnosis diabetes tipe 2. Mereka dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Kelompok pertama diberi seduhan simplisia daun kenikir selama 14 hari, sedangkan kelompok kedua diberi placebo berupa air dan pewarna makanan.

Hasil yang diperoleh cukup mengejutkan. Setelah 14 hari, kelompok perlakuan menunjukkan penurunan kadar gula darah puasa yang signifikan secara statistik (p < 0,001). Ini membuktikan bahwa konsumsi rutin seduhan daun kenikir berpotensi membantu menurunkan kadar gula darah secara efektif, tanpa perlu menggunakan obat-obatan kimia.

Manfaat ini berasal dari kandungan senyawa aktif yang ada dalam daun kenikir seperti flavonoid, quercetin, asam askorbat, dan proantosianidin. Senyawa tersebut berperan sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi stres oksidatif, serta menghambat enzim α-glukosidase dan α-amilase. Dua enzim yang terlibat dalam pemecahan karbohidrat menjadi glukosa dalam tubuh.

[BACA JUGA: Pengaruh Seduhan Serbuk Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria) Terhadap Penderita Dismenorea ]

Potensi Pemanfaatan Daun Kenikir

Selain itu, penelitian sebelumnya juga membuktikan bahwa ekstrak daun kenikir mampu memperbaiki fungsi sel beta pankreas dan meningkatkan nilai QUICKI (Quantitative Insulin Sensitivity Check Index). Dalam uji klinis, konsumsi kenikir segar sebanyak 15 gram per hari selama 8 minggu menunjukkan perbaikan kadar gula darah dan peningkatan sensitivitas insulin secara signifikan.

Keunggulan lain dari kenikir adalah ketersediaannya yang melimpah dan perawatannya yang mudah. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai daerah tropis, termasuk Indonesia, tanpa membutuhkan perawatan khusus. Kenikir dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, baik sebagai lalapan, jus, ataupun seduhan herbal seperti dalam penelitian ini.

Dengan biaya yang sangat rendah, minim efek samping, dan berbasis bahan alami, daun kenikir berpotensi menjadi solusi terapi komplementer yang aman dan efektif untuk penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini sekaligus mendorong pemanfaatan kekayaan hayati lokal sebagai alternatif pengobatan yang tidak kalah dengan produk farmasi modern.

Penelitian ini juga menjadi bukti bahwa tanaman herbal Indonesia bukan hanya warisan budaya, tetapi juga aset ilmiah yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan masyarakat luas. Jika didukung oleh edukasi dan kebijakan kesehatan yang tepat, kenikir dan tanaman herbal lainnya dapat menjadi bagian penting dari sistem pengobatan integratif di masa depan.

***

Penulis: Agatan Noya Amody Kasamira Uzma

Editor: Habibah Khaliyah