Bullying dan Kesehatan Mental Remaja

Bullying dan Kesehatan Mental Remaja_Google

VOKASI NEWS – Dampak bullying terhadap kesehatan mental remaja menuntut peran bersama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sehat secara emosional.

Bullying menjadi salah satu masalah serius yang sering terjadi di lingkungan remaja. Perilaku ini tidak selalu terlihat secara fisik, tetapi dampaknya dapat merusak kondisi mental seseorang dalam jangka panjang. Bullying mencakup tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang, baik secara fisik, verbal, emosional, maupun melalui media digital (cyberbullying). Bentuknya bisa berupa pukulan, ejekan, pengucilan sosial, hingga penyebaran gosip atau penghinaan di media sosial.

Data menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen pelajar di Indonesia pernah mengalami bullying. Ironisnya, sebagian besar masyarakat masih menganggap hal ini sebagai candaan atau bagian dari dinamika sosial biasa. Padahal, tindakan tersebut dapat menimbulkan luka psikologis yang sulit disembuhkan, terutama pada usia remaja yang sedang dalam tahap perkembangan emosional. 

Bagaimana Bullying Bisa Terjadi? 

Bullying tidak muncul begitu saja, ada berbagai penyebab yang melatar belakanginya, seperti : 

  1. Faktor keluarga : Pola asuh otoriter atau pola asuh yang terlalu bebas bisa membentuk anak menjadi pelaku bullying atau korban yang tidak berdaya. 
  2. Tekanan teman sebaya : Karena ingin diakui atau takut dikucilkan oleh temannya, sering kali membuat remaja melakukan bullying
  3. Media sosial : Melalui chat, komentar, atau postingan, cyberbullying akan tumbuh tanpa batas ruang dan waktu 
Kesehatan Mental Jadi Taruhannya

Kesehatan mental bukan hanya soal bahagia atau sedih, ini mencakup kemampuan remaja mengelola emosinya, membangun hubungan dan menjalani kehidupan yang bermakna. Ketika kesehatan mental terganggu, maka akan muncul gejala seperti : 

  1. Rasa cemas yang berlebihan
  2. Mudah marah atau sedih 
  3. Gangguan tidur dan makan 
  4. Menarik diri dari lingkungan 
  5. Muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri 

Sayangnya, banyak remaja yang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami gangguan mental karena efek bullying. 

Peran Bersama dalam Pencegahan

Mencegah bullying bukan hanya tugas dari sekolahan atau guru bimbingan konseling. Setiap orang punya peran masing masing, seperti : 

  1. Orang tua : jadilah tempat ternyaman bagi anak, dengarkan dan selalu dukung mereka tanpa menghakiminya
  2. Guru dan sekolah : ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
  3. Teman : jadilah pendengar yang baik, kadang satu teman yang peduli bisa menyelamatkan hidup seseorang
  4. Masyarakat : kampanyekan anti-bullying dan bantu para remaja di sekitar untuk mengenal pentingnya kesehatan mental. 

Bullying bukanlah hal yang sepele. Luka di hati tak terlihat, tapi bisa bertahan lama. Ayo mulai dari diri sendiri, jangan diam saat melihat perilaku bullying di sekitar kita, jangan anggap bercanda saat ada yang disakiti, dan jangan biarkan temanmu berjuang sendirian. 

Setiap remaja berhak merasa aman, dihargai, dan dicintai. 

[BACA JUGA: Make Up Penunjang Kepercayaan Diri]

***

Penulis: Nabillah Utami Al Fariyani – D-III Keperawatan 

Editor: Habibah Khaliyah