Cara Penyusunan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Dengan Kasus Deep Bite

VOKASI NEWS – Deep Bite atau posisi gigi atas menutupi gigi bawah merupakan salah satu kasus masalah gigi yang paling sering dialami pasien. 

Kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk kualitas hidup yang baik. Salah satu permasalahan yang umum dihadapi adalah kehilangan gigi, yang dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, estetika, serta kesehatan rongga mulut. Kehilangan gigi yang tidak segera digantikan dapat menyebabkan perubahan posisi gigi yang tersisa, yang akhirnya mengganggu oklusi atau proses pengunyahan. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan pembuatan gigi tiruan

Apa itu Deep Bite dan Bagaimana Penyusunan Gigi Tiruannya?

Salah satu kondisi khusus yang memerlukan perhatian lebih adalah gigi dengan kasus deep bite, yaitu kelainan oklusi di mana gigi bawah terlalu menutupi gigi atas secara vertikal. Deep bite adalah maloklusi vertikal yang sering dijumpai pada anak-anak dan orang dewasa. Kondisi ini terjadi ketika ujung gigi insisif rahang bawah berkontak dengan atau melebihi bagian cingulum dari gigi insisif rahang atas. Pada beberapa kasus yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan masalah pada jaringan periodontal dan tekanan berlebih pada gigi atau palatum. Pada akhirnya, hal tersebut mengganggu kenyamanan dan fungsi pengunyahan.

BACA JUGA: Hubungan Karakteristik Individu dan Iklim Kerja Dengan Status Hidrasi Pekerja

Adapun proses penyusunan gigi tiruan sebagian lepasan dengan kasus deep bite memerlukan teknik khusus. Salah satu teknik yang digunakan adalah dengan mengurangi bagian cingulum anasir gigi tiruan untuk mengurangi tekanan pada palatum saat oklusi terjadi. Hal ini membantu mencegah ketidaknyamanan dan kerusakan lebih lanjut pada jaringan mulut. Penyesuaian pada bagian cingulum gigi tiruan merupakan salah satu solusi yang efektif dalam mengatasi tekanan berlebih pada palatum.

Prosedur Penyusunan Gigi Tiruan

Penyusunan gigi tiruan sebagian lepasan dimulai dengan beberapa langkah penting seperti berikut ini: 

  1. Penerimaan dan Analisis Model Kerja. Model kerja diterima dari dokter gigi, kemudian dibersihkan dan dirapikan. Model ini akan digunakan sebagai dasar dalam merancang dan menyusun gigi tiruan.
  2. Survei dan Block out. Proses survei dilakukan untuk menentukan kontur terbesar dari gigi penyangga serta daerah yang memerlukan penyesuaian. Block Out dilakukan untuk menghilangkan daerah undercut yang dapat mengganggu penempatan gigi tiruan.
  3. Pembuatan Garis Median dan Denture Outline. Garis median dibuat sebagai panduan penyusunan gigi, sedangkan denture outline menentukan batas dasar gigi tiruan.
  4. Pembuatan Lempeng dan Galengan Gigit. Lempeng gigit adalah dasar sementara untuk menyusun gigi tiruan. Galengan gigit digunakan untuk mengukur tinggi gigitan dan menentukan posisi gigi tiruan.
  5. Penanaman Model pada Artikulator. Artikulator adalah alat mekanis yang digunakan untuk meniru gerakan rahang pasien. Model kerja rahang atas dan bawah ditempatkan pada artikulator untuk memastikan oklusi yang tepat saat gigi tiruan dipasang.
  6. Penyusunan Gigi. Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap, dimulai dari gigi anterior hingga posterior. Pada kasus deep bite, gigi anterior disusun lebih masuk ke arah palatinal untuk mengurangi overbite, sedangkan gigi posterior disesuaikan dengan lengkung yang masih ada.
  7. Konturing. Tahap akhir dari penyusunan adalah contouring, yaitu membentuk kontur alami dari gigi dan jaringan gingiva agar terlihat lebih natural dan nyaman saat digunakan oleh pasien.

Dalam proses ini, kerjasama antara dokter gigi dan teknisi gigi sangat diperlukan untuk memastikan bahwa hasil akhir sesuai dengan kebutuhan fungsional dan estetika pasien. Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan yang baik tidak hanya bertujuan untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, tetapi juga harus mempertahankan kesehatan jaringan yang masih ada serta memenuhi kebutuhan estetika pasien.

***

Penulis: Dhevia Kartika Putri Lunggar Rizki

Editor: Puspa Anggun Pertiwi