Dampak Media Sosial TikTok terhadap Kesehatan Mental Remaja

Dampak Media Sosial TikTok terhadap Kesehatan Mental Remaja_Googlesa

VOKASI NEWS – TikTok dapat menjadi sarana ekspresi remaja, tetapi juga memicu tekanan mental jika tidak digunakan bijak.

Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok menjadi salah satu media sosial terpopuler di kalangan remaja. Dengan format video pendek yang kreatif dan interaktif, platform ini menarik jutaan pengguna muda dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Di balik popularitasnya, muncul kekhawatiran mengenai dampak TikTok terhadap kesehatan mental remaja.

Penelitian dan diskusi publik menunjukkan bahwa TikTok dapat memberikan manfaat positif, tetapi juga menyimpan risiko jika tidak digunakan secara bijak.

Dampak Positif TikTok terhadap Remaja
  • Sarana Ekspresi Diri

TikTok memberikan ruang bagi remaja untuk mengekspresikan diri mereka melalui musik, tari, humor, dan opini pribadi. Ini bisa menjadi bentuk pelampiasan emosional yang sehat serta meningkatkan rasa percaya diri.

  • Kreativitas dan Keterampilan Digital

Pembuatan konten di TikTok melibatkan proses kreatif seperti pengeditan video, penulisan naskah singkat, dan storytelling. Aktivitas ini dapat mengasah keterampilan berpikir kritis dan kemampuan teknis remaja.

  • Komunitas dan Dukungan Sosial

Banyak remaja menemukan komunitas dengan minat yang sama di TikTok, yang memberikan rasa memiliki dan dukungan sosial. Ini bisa membantu mengurangi perasaan kesepian atau terisolasi.

Dampak Negatif TikTok terhadap Kesehatan Mental Remaja
  • Kecanduan dan Waktu Layar Berlebih

Algoritma TikTok dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna selama mungkin. Hal ini sering membuat remaja sulit mengontrol waktu penggunaan, yang berdampak pada pola tidur, produktivitas, dan keseimbangan hidup.

  • Perbandingan Sosial

Banyak konten di TikTok menampilkan gaya hidup yang tampak sempurna. Remaja cenderung membandingkan diri mereka dengan influencer atau teman sebaya, yang bisa memicu rasa tidak puas diri, rendahnya harga diri, hingga depresi.

  • Paparan Konten Negatif

Meskipun ada moderasi, remaja masih bisa terpapar konten yang tidak pantas, seperti kekerasan, body shaming, atau tantangan berbahaya. Ini dapat memengaruhi perkembangan psikologis dan pola pikir mereka.

  • Cyberbullying

Komentar negatif dan pelecehan daring sering terjadi di TikTok. Remaja yang menjadi korban cyberbullying bisa mengalami gangguan kecemasan, stres, bahkan trauma psikologis.

Cara Mengurangi Dampak Negatif
  • Pendidikan Literasi Digital

Remaja perlu dibekali pemahaman tentang cara menggunakan media sosial secara sehat dan kritis. Orang tua dan guru dapat berperan aktif dalam memberikan edukasi ini.

  • Batasan Waktu Layar

Mengatur waktu penggunaan TikTok, misalnya maksimal 1–2 jam per hari, bisa membantu menjaga keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata.

  • Pemantauan Orang Tua

Tanpa bersikap terlalu mengontrol, orang tua sebaiknya tetap memantau aktivitas digital anak dan membuka ruang komunikasi terbuka jika ada hal yang mengganggu.

  • Membangun Aktivitas Offline

Dorong remaja untuk tetap aktif di dunia nyata melalui olahraga, seni, membaca, atau interaksi sosial langsung agar tidak hanya bergantung pada validasi dari media sosial.

[BACA JUGA: Pentingnya Refreshing bagi Mahasiswa Semester Terakhir Agar Tetap Semangat dan Produktif]

TikTok merupakan media sosial yang penuh potensi, namun juga menyimpan risiko terhadap kesehatan mental remaja jika tidak digunakan dengan bijak. Penting bagi remaja, orang tua, dan pendidik untuk memahami dampaknya serta menciptakan kebiasaan digital yang sehat. Dengan pendekatan yang seimbang, TikTok dapat menjadi alat positif dalam kehidupan remaja, bukan sumber tekanan psikologis.

***

Penulis: Adelia Wahyu Rahmawati

Editor: Habibah Khaliyah