Dari Sampah Menjadi Sumber Daya: Transformasi Sampah Organik dengan Larva BSF

Dari Sampah Menjadi Sumber Daya: Transformasi Sampah Organik dengan Larva BSF_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga mengenalkan pengelolaan sampah organik dengan maggot BSF di Desa Ngimbang. Kegiatan ini mengajarkan teori dan praktik budidaya untuk mengurangi sampah sekaligus memberi manfaat ekonomi.

Ngimbang, 20 Januari 2025 – Balai Desa Ngimbang menjadi lokasi kegiatan edukasi bertajuk “Dari Sampah Menjadi Sumber Daya: Transformasi Sampah Organik dengan Larva BSF”. Acara ini diinisiasi oleh mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pemanfaatan maggot Black Soldier Fly (BSF) dalam mengelola sampah organik di rumah tangga maupun lingkungan sekitar.

Kegiatan dimulai dengan pengenalan mengenai karakteristik maggot BSF yang mampu mengurai sampah organik secara cepat. Para peserta mendapatkan penjelasan tentang proses kerja larva dalam mengubah sisa makanan, kulit buah, dan sayuran menjadi kompos. Menurut pemateri, maggot BSF dapat menurunkan volume sampah hingga 50 persen dalam waktu singkat sekaligus menghasilkan pupuk yang bermanfaat bagi kesuburan tanah.

Materi, Praktik, dan Dampak Kegiatan

Peserta juga diajak memahami daur hidup maggot BSF, mulai dari telur, larva, pupa, hingga menjadi serangga dewasa. Penjelasan dilengkapi dengan materi budidaya, seperti pemilihan media yang tepat, perawatan larva, serta teknik pemanenan. Dengan pemahaman ini, masyarakat diharapkan dapat mempraktikkan budidaya secara mandiri.

Selain keunggulan, mahasiswa juga menjelaskan tantangan budidaya BSF. Keunggulannya antara lain efektif dalam mengurangi sampah rumah tangga, menghasilkan kompos, serta dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak bernilai ekonomi. Namun, pengelolaan yang kurang tepat berisiko menimbulkan bau dan menghambat keberlanjutan pemeliharaan.

Acara dilanjutkan dengan praktik langsung. Warga mencoba memasukkan sampah organik ke media budidaya untuk melihat proses penguraian. Pada akhir kegiatan, mahasiswa membagikan maggot kepada masyarakat serta Karang Taruna Desa Ngimbang agar mereka dapat melanjutkan budidaya secara berkelanjutan.

[BACA JUGA: Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga Gelar Kunjungan Edukasi Stunting di Desa Kaotan]

“Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat lebih sadar dan aktif mengelola sampah organik dengan cara ramah lingkungan,” ujar salah satu mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga.

Sosialisasi ini mendapat sambutan positif dari warga. Program tersebut diharapkan menjadi inspirasi bagi desa lain untuk menerapkan pengelolaan sampah organik yang efisien, sekaligus memberikan manfaat lingkungan dan ekonomi bagi masyarakat.

***

Penulis: Gustina Angen Nafie

Editor: Fatikah Rachmadianty