Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39
Faktor Risiko Penyakit DBD di Kabupaten Gresik

Faktor Risiko Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Gresik


Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

VOKASI NEWS – Faktor risiko Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Gresik.

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus. Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu permasalahan di Indonesia yang jumlah penderitanya meningkat setiap tahunnya. Indikator untuk diagnosis Demam Berdarah Dengue adalah pemeriksaan nilai leukosit dan jumlah trombosit. Pada pasien Demam Berdarah Dengue, trombositopenia disebabkan menurunnya produksi trombosit oleh sumsum tulang, peningkatan penghancuran trombosit. Penurunan leukosit disebabkan proses infeksi melalu produksi sitokin-sitokin proinflamasi yang mengakibatkan supresi sumsum tulang.

Penyakit demam berdarah telah tersebar lebih dari 100 negara yang ada di dunia dan 40% dari populasi dunia. Sekitar 3 miliar orang tinggal di daerah yang berisiko terserang penyakit demam berdarah setiap tahun. 400 juta orang terinfeksi, sekitar 100 juta orang sakit karena infeksi dengue. 22.000 orang meninggal karena DBD. Kejadian demam berdarah di laporkan sering terjadi di wilayah Asia Tenggara khususnya Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa pada tahun 2022 terjadi 116.127 kasus dengue dengan kematian sebanyak 1.023 pasien. Kasus DBD di Jawa Timur termasuk dalam tiga besar dengan 10.751 pasien dan terjadi kematian sebanyak 127 pasien. Kasus DBD mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yakni terjadi 73.518 kasus dan 705 kematian.

Salah satu kabupaten dengan penyakit DBD yang cukup tinggi adalah Kabupaten Gresik. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik menyebut kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Januari 2019 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dalam bulan yang sama.

[BACA JUGA: Tujuan Mendasar Dekan Cup Vokasi 2023, Memperkuat Solidaritas Himpunan Mahasiswa]

Mengenal Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor yang paling utama, namun spesies lain seperti Aedes albopictus juga dapat menjadi vektor penular. Nyamuk penular dengue ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.

Faktor Risiko Penyebab DBD

Faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit DBD diantaranya :

  1. Lingkungan rumah

Jarak antara rumah mempengaruhi penyebaran nyamuk dari satu rumah ke rumah lain, semakin dekat jarak antar rumah semakin mudah nyamuk menyebar kerumah sebelah menyebelah. Berbagai penelitian penyakit menular membuktikan bahwa kondisi perumahan yang berdesak-desakan dan kumuh mempunyai kemungkinan lebih besar terserang penyakit. Ketinggian tempat, pengaruh variasi ketinggian berpengaruh terhadap syarat-syarat ekologis yang diperlukan oleh vektor penyakit. Iklim adalah salah satu komponen pokok lingkungan fisik,ynag terdiri dari suhu udara, kelembaban udara, curah hujan dan kecepatan angin.

  1. Lingkungan biologi

Lingkungan biologi yang mempengaruhi penularan DBD terutama adalah banyaknya tanaman hias dan tanaman pekarangan, yang mempengaruhi kelembaban dan pencahayaan didalam rumah. Adanya kelembaban yang tinggi dan kurangnya pencahayaan dalam rumah merupakan tempat yang disenangi nyamuk untuk hinggap.

 

  1. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial, kebiasaan masyarakat yang merugikan kesehatan dan kurang memperhatikan kebersihan lingkungan seperti kebiasaan menggantung baju, kebiasaan tidur siang, kebiasaan membersihkan TPA, kebiasaan membersihkan halaman rumah, dan juga partisipasi masyarakat khususnya dalam rangka pembersihan sarang nyamuk, maka akan menimbulkan risiko terjadinya transmisi penularan penyakit DBD di dalam masyarakat. Kebiasaan ini akan menjadi lebih buruk dimana masyarakat sulit mendapatkan air bersih, sehingga mereka cenderung untuk menyimpan air dalam tandon bak air, karena TPA tersebut sering tidak dicuci dan dibersihkan secara rutin pada akhirnya menjadi potensial sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti.

***

Penulis             : Silvia Eka Kurniawati

Pembimbing    : Belgis

Program Studi : D-III Teknologi Laboratorium Medis

Editor              : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR