Depresi pada Lansia

VOKASI NEWS – Atasi masalah depresi yang kerap kali dialami dan dijumpai hampir di seluruh lansia dengan lakukan berbagai terapi yang bermanfaat.

Masalah depresi yang terjadi pada lansia sering dijumpai dalam banyak kasus yang berhubungan dengan masalah psikososial yang dialami oleh lansia. Pada usia ini, seseorang akan mengalami penurunan fungsi pada tubuhnya dikarenakan adanya proses penuaan yang dialami oleh lansia. Penuaan yang terjadi pada lansia dapat menganggu seluruh fungsi yang ada didalam tubuh lansia. Sehingga biasanya lansia mengalami permasalahan yang berhubungan dengan penurunan fungsi pada baik secara fisik maupun secara psikis (Suharta & Anggrianti, 2021). Gangguan mental pada lansia dapat menyebabkan dampak yang besar bagi lansia. Dampak ini antara lain dapat menurunkan kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari, menurunkan kemandirian dan kualitas hidup lansia (Anissa et al., 2019).

Faktor Penyebab Depresi Pada Lansia

Depresi pada lansia sering berhubungan dengan penyesuaian yang terlambat terhadap kehilangan dalam hidup dan berbagai stresor serta penyakit-penyakit fisik. Lebih lanjut, Soejono, Probosuseno dan Sari (dalam Tamaroh dan Puspitorini, 2008), mengungkapkan ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang memiliki depresi sehingga disebut multifaktorial, yaitu gabungan dari beberapa faktor biologis, genetika, psikososial, serta lingkungan. Wilkinson (1992) juga menyatakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan munculnya depresi seperti: faktor genetik, faktor behavioral, faktor kognitif, jenis tubuh, perubahan suasana hati, stres, faktor kerentanan, dampak psikis dari penyakit fisik, dan mekanisme psikologis (Amana & Purnamasari, 2017).

Depresi pada lansia dapat disebabkan antara lain lansia yang ditinggalkan oleh semua anak-anaknya. Sebab, masing-masing sudah membentuk keluarga dan tinggal di rumah atau kota terpisah, berhenti dari pekerjaan (pension sehingga kontak dengan teman sekerja terputus atau berkurang). Selain itu, mundurnya dari berbagai kegiatan (akibat jarang bertemu dengan banyak orang). Kemudian juga kurang dilibatkannya lansia dalam berbagai kegiatan. Serta faktor lainnya yakni ditinggalkan oleh orang yang dicintai misalnya pasangan hidup, anak, saudara, sahabat dan lain-lain. Kesepian akan sangat dirasakan oleh lansia yang hidup sendirian, tanpa anak, kondisi kesehatannya rendah, tingkat pendidikannya rendah dan rasa percaya diri rendah, dari beberapa penyebab tersebut bisa timbul depresi (Herawati & Deharnita, 2019).

Terapi Untuk Lansia Depresi

Terapi yang dibutuhkan pasien depresi dapat berupa psikoterapi, seperti terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga; terapi obat (pemberian anti depresan) dan tindakan ECT dengan indikasi bila obat-obatan kurang efektif atau pasien tidak bisa menerima obat-obatan (Rumakey et al., 2020). Sebagai contoh lansia dapat melakukan terapi dengan mendengarkan bacaan Al-Quran yang diasumsikan dapat membuat perubahan emosi berupa kesenangan serta kepuasan.

Bacaan Al-Quran dapat digunakan sebagai teknik terapi spiritual. Al-Quran dianggap sebagai terapi yang pertama dan utama, sebab di dalamnya memuat resep-resep mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit jiwa manusia. Melalui kegiatan mendengarkan bacaan Al-Quran dapat membawa lansia merasa lebih dekat dengan Tuhan. Serta dapat menuntun subjek untuk mengingat dan menyerahkan segala permasalahan yang dimiliki kepada Tuhan, hal ini akan menambah keadaan pasrah. Nilai-nilai agama yang terkandung dalam setiap ayat Al-Quran mampu menyediakan penjelasan atau interpretasi alternatif yang lebih adaptif atas pikiran negatif yang muncul pada benak para lansia (Amana & Purnamasari, 2017).

Kesimpulan

Massalah depresi pada lansia sering terjadi, hal tersebut dikarenakan faktor biologis, genetika, psikososial, serta lingkungan. Lansia yang depresi dapat menurunkan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, menurunkan kemandirian dan kualitas hidup lansia. Maka perlu dilakukan terapi agar dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia, terapi tersebut contohnya seperti mendengarkan bacaan Al-Quran. Setiap ayat Al-Quran mampu menyediakan penjelasan atau interpretasi alternatif. Dengan demikian penjelasan ini lebih adaptif atas pikiran negatif yang muncul pada benak para lansia.

BACA JUGA : Implementasi Evaluasi Penyusunan Laporan Laba Rugi pada UMKM Livero Design

***
Nama : Lavenia Ayu Fitri Wulansari

Dosen Pembimbing : Joko Susanto, S.Kep., Ns., M.Kes dan Khotibul Umam, S.Kep., Ns., M.Kes

Editor : Maulidatus Solihah