VOKASI NEWS – Diabetes tidak selalu terkait dengan obesitas, inilah fakta dan penyebabnya
Anggapan individu kurus bebas diabetes keliru. Obesitas risiko utama, tapi bukan satu satunya. Diabetes mellitus ganggu kadar gula darah. Penyakit ini akibatkan komplikasi serius kesehatan. Artikel ini bahas diabetes, penyebab, dan gejala.
Banyak orang percaya bahwa hanya individu obesitas mengidap diabetes. Namun, individu dengan berat badan normal atau kurus juga berisiko. Diabetes melitus adalah penyakit kronis dengan kadar gula darah tinggi akibat gangguan produksi atau penggunaan insulin (Cao et al., 2023). Pankreas mungkin tidak menghasilkan cukup insulin, atau tubuh tidak memanfaatkannya secara efisien. Menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menempati peringkat keenam dunia dengan 10,2 juta penderita diabetes usia 20–79 tahun pada 2017, diproyeksikan meningkat menjadi 16,7 juta pada 2045. Kesadaran dini terhadap gejala dapat mengurangi risiko komplikasi.
Penyebab dan Gejala Diabetes
Faktor risiko diabetes meliputi genetik, obesitas, dan gaya hidup tidak sehat. Kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, dan riwayat diabetes gestasional juga berkontribusi. Gejala umum termasuk rasa haus berlebihan, mudah lapar, penurunan berat badan tanpa sebab, luka lambat sembuh, serta penglihatan kabur (Magkos et al., 2022). Gejala ini sering diabaikan, terutama pada individu kurus, karena anggapan diabetes hanya menyerang orang obesitas.
Penurunan berat badan pada penderita diabetes terjadi karena kekurangan insulin. Insulin yang tidak memadai menghambat penyerapan glukosa oleh sel, menyebabkan akumulasi gula dalam darah. Akibatnya, sel kekurangan energi, memicu tubuh memecah lemak dan otot sebagai sumber energi alternatif. Ginjal juga bekerja lebih keras untuk menyaring kelebihan glukosa, meningkatkan kebutuhan energi dan mempercepat pemecahan jaringan. Proses ini menyebabkan tubuh tampak kurus, meskipun penderita sering merasa lapar.
Mengatasi Miskonsepsi dan Pencegahan
Miskonsepsi bahwa diabetes hanya terkait obesitas perlu diluruskan. Individu kurus dengan faktor risiko seperti genetik atau gaya hidup tidak sehat tetap rentan. Pemeriksaan gula darah rutin penting untuk deteksi dini, terutama bagi mereka dengan riwayat keluarga diabetes. Pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menghindari merokok dapat menekan risiko. Edukasi tentang gejala seperti penglihatan kabur atau luka sulit sembuh juga krusial.
[BACA JUGA: Penguatan Kompetensi Klinis Mahasiswa Keperawatan di Poli Obgyn RSUA]
Diabetes bukan hanya masalah obesitas, tetapi tantangan kesehatan global. Dengan pemahaman yang benar, masyarakat dapat mengenali risiko dan bertindak preventif. Deteksi dini dan gaya hidup sehat menjadi kunci mengelola diabetes, memastikan kualitas hidup yang lebih baik bagi semua individu, terlepas dari berat badan mereka.
***
Penulis : Shanaya Rohma Aulia
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR