VOKASI NEWS – Duduk terlalu lama dengan melemahnya otot core, serta dampaknya terhadap postur, stabilitas tubuh, dan risiko gangguan tulang belakang.
Di era serba digital saat ini, duduk dalam waktu lama sudah menjadi bagian dari keseharian, terutama bagi mahasiswa. Sayangnya, kebiasaan ini sering dilakukan tanpa memperhatikan posisi tubuh yang benar. Padahal, posisi duduk yang tidak ergonomis dapat menimbulkan dampak yang serius pada stabilitas otot core.
Apa itu Stabilitas Otot Core dan Fungsinya dalam Aktivitas?
Stabilitas otot core bukan sekadar soal memiliki perut yang rata atau kuat. Menurut Hodges dan Richardson (1997), otot core memiliki peran vital dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, mengontrol gerakan tubuh dan menjaga kestabilan tulang belakang, terutama melalui kontrol motorik dan stabilisasi pada area lumbar (punggung bawah).
Saat otot core bekerja secara sinergis, mereka menciptakan gaya yang ditransmisikan melalui rantai kinetik, yakni dari tubuh bagian tengah menuju lengan dan kaki melalui jaringan otot, tendon, dan ligamen. Proses ini penting untuk menjaga keseimbangan, koordinasi, serta efisiensi gerakan tubuh secara keseluruhan.
Lebih dari itu, otot core adalah pusat kendali tubuh yang menjaga pusat gravitasi tetap stabil. Tanpa stabilitas yang baik, aktivitas sederhana seperti berjalan, berlari, atau mengangkat barang bisa berisiko menimbulkan cedera, terutama pada tulang belakang dan pelvis. Oleh karena itu, menjaga stabilitas otot core bukan hanya penting untuk atlet, tetapi juga untuk siapa pun yang ingin bergerak bebas dan aman dalam rutinitas harian.
Posisi Duduk dan Stabilitas Otot Core : Apa Hubungannya?
Saat duduk, tubuh mengandalkan kerja sama antara otot, tulang, dan sistem saraf untuk menjaga postur tetap stabil. Otot core berperan penting dalam menjaga posisi duduk tetap ergonomis. Namun, jika seorang individu cenderung memiliki posisi duduk yang tidak ergonomis, seperti duduk dengan menyilangkan kaki, posisi duduk cenderung membungkuk ke depan, dan duduk dengan posisi kaki tidak bertumpu pada lantai mampu menyebabkan adaptasi negatif dari struktur tubuh.
Bentuk dari adaptasi tersebut adalah berkurangnya rangsangan pada otot core yang membuat saraf tidak mengirim sinyal optimal, sehingga otot menjadi lemah. Akibatnya, tulang dan ligamen harus bekerja lebih keras, yang justru bisa memicu kelelahan dan cedera. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan instabilitas otot core dan gangguan pada tulang belakang.
Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Fisioterapi Universitas Airlangga menunjukkan adanya hubungan signifikan antara cara seseorang duduk dan kemampuan stabilitas otot core-nya. Posisi duduk yang buruk dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan aktivasi otot yang tidak seimbang, melemahkan core, dan bahkan meningkatkan risiko nyeri punggung bawah.
[BACA JUGA: Terapi Akupunktur Jam Organ untuk Reduksi Nyeri Punggung Bawah]
Oleh sebab itu, penting bagi diri kita untuk mulai memperhatikan posisi duduk pada saat beraktivitas, utama pada saat berkuliah. Usahakan duduk dengan posisi yang sesuai standar egonomis, beri waktu tubuh untuk melakukan stretching setidaknya 15 – 20 menit sekali, dan lakukan latihan ringan yang bisa menguatkan otot core saat ada waktu luang. Dengan begitu, tubuh akan tetap kuat, seimbang, dan terhindar dari gangguan pada tulang belakang. Duduk yang baik bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal menjaga kesehatan tubuh jangka panjang.
***
Penulis: Oktania Rahmadan
Editor: Habibah Khaliyah