VOKASI NEWS – Kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik (PGK) semakin menurun seiring dengan memburuknya fungsi ginjal. Begitu halnya kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisa cenderung lebih rendah. Pasien hemodialisis mengalami permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, sering merasa tidak nyaman dan stress bahkan gangguan vitalitas dan fungsi sosial. Namun, banyak keluarga yang kurang memperhatikan kebutuhan sehari-hari pasien. Sedangkan di sisi lain kualitas hidup pasien mengatakan kurang mampu bekerja di luar rumah maupun di dalam rumah karena pasien merasa mudah lelah, pasien juga merasa sedih, dan cemas serta kurang puas dengan kehidupan yang harus terus menjalani hemodialisis (Carolina, 2023).
Menurunnya kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis dikarenakan pasien kehilangan kebebasan, tergantung pada pemberi layanan kesehatan, perpecahan dalam perkawinan, keluarga dan kehidupan sosial serta berkurangnya atau hilangnya pendapatan (Carolina, 2023). Cara memperbaiki kualitas hidup pasien salah satunya yaitu kerjasama antara perawat dan keluarga pasien selama menjalani terapi hemodialisis. Peran perawat salah satunya sebagai caregiver. Dalam kapasitas tersebut perawat bertanggung jawab untuk memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung. Hal tersebut dilakukan dengan strategi pemecahan masalah yang disesuaikan dengan kondisi pasien serta metode dan proses keperawatan (Fadilah, 2023).
Korelasi Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik
Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu sina Gresik. Populasi yang didapatkan sebanyak 170 orang dengan jumlah sampel 119 orang. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD Ibnu Sina Gresik pada bulan Juni 2024. Terdapat dua variabel dukungan keluarga dan kualitas hidup menggunakan instrumen kuesioner dukungan keluarga dan WHOQoL BREF. Peneliti menggunakan beberapa tahap dalam pengolahan data meliputi Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating, kemudian dilakukan analisis bivariat menggunakan spearmean correlation.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai dukungan keluarga yang baik dan minoritas mempunyai dukungan keluarga kurang. Sebagian besar responden memiliki kualitas hidup cukup dan sebagian kecil responden yang memiliki kualitas hidup kurang. Hasil uji korelasi statistik Spearman Rank diperoleh nilai correlation Spearmen r= 0,238 dengan nilai p=0,010 (p < 0,05). Hal ini berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien hemodialisa.
BACA JUGA: [Delegasi Internasional CSPC Philippines “Wara-Wiri” Jelajahi Kota Surabaya]
Hal tersebut dilihat dari nilai keeratan hubungan menunjukkan hubungan yang rendah antara dukungan keluarga dan kualitas hidup. Sedangkan korelasi bernilai positif yang artinya searah yaitu semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin baik kualitas hidup pasien PGK. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang rendah antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien hemodialisis. Disarankan bagi pasien untuk dapat mengerti pentingnya dukungan keluarga dan kualitas hidup, sedangkan bagi keluarga dapat mengerti domain-domain kualitas hidup dan menerapkan dalam keluarga untuk saling memberi dukungan.
***
Penulis: David Indri Rifka Aprilia
Editor: Puspa Anggun Pertiwi