VOKASI NEWS – Program Aksi Cinta Lingkungan di Tanjungsari mengajarkan anak-anak memilah sampah plastik melalui kegiatan interaktif dan praktik langsung.
Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya, menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah plastik, terutama di RW 002. Dari delapan belas RT, hanya enam yang memiliki bank sampah aktif. Rendahnya kesadaran anak-anak mengenai pentingnya memilah sampah menambah beban kerja pengelola bank sampah. Menanggapi kondisi ini, digelar program edukatif “Aksi Cinta Lingkungan Sejak Dini” untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan melalui kegiatan yang menyenangkan dan partisipatif.
Kegiatan Edukatif yang Interaktif
Program ini dilaksanakan pada Minggu, 19 Januari 2025, dan diikuti anak-anak dari Kelurahan Tanjungsari. Kegiatan dimulai dengan pemutaran film edukasi tentang lingkungan yang mudah dipahami anak-anak. Setelah menonton, peserta mengikuti sesi diskusi interaktif tentang dampak sampah plastik dan cara pengelolaannya.
Peserta juga diperkenalkan dengan konsep ekonomi sirkular dan peran bank sampah dalam proses daur ulang. Anak-anak diajak membawa sampah plastik dari rumah untuk dikumpulkan dan disalurkan ke Bank Sampah RW 002. Pendekatan ini menggabungkan teori dan praktik agar peserta lebih memahami nilai ekonomis dari sampah plastik yang dikelola dengan benar.
Antusiasme Tinggi dari Peserta
Kegiatan ini mendapat sambutan positif. Antusiasme anak-anak terlihat dari partisipasi aktif dalam diskusi dan terkumpulnya empat kantong besar sampah plastik. Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan hadiah kecil kepada peserta yang terlibat aktif.
Program ini juga memperkuat kerja sama antara panitia pelaksana dan Karang Taruna RW 002. Dukungan dari pihak lokal berperan penting dalam kelancaran kegiatan, sekaligus membuka peluang untuk keberlanjutan program serupa.
[BACA JUGA: Fenomena Digital Fatigue: Ancaman Kesehatan di Era Layar Digital]
Investasi Lingkungan untuk Masa Depan
Hasil kegiatan membuktikan bahwa edukasi berbasis pengalaman efektif membentuk perilaku positif terhadap lingkungan. Anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkan pengelolaan sampah secara langsung.
Ke depan, program ini merekomendasikan perluasan sosialisasi kepada orang tua dan masyarakat agar kebiasaan positif anak mendapat dukungan penuh. Kolaborasi lintas sektor dengan sekolah maupun pemerintah daerah menjadi strategi penting untuk memperluas dampak positif kegiatan ini.
Dengan melibatkan anak-anak dalam aksi nyata peduli lingkungan, program ini menjadi langkah konkret mencetak generasi muda yang bertanggung jawab. Edukasi lingkungan sejak dini adalah investasi jangka panjang untuk mewujudkan masyarakat yang peduli terhadap kebersihan dan keberlanjutan lingkungan.
***
Penulis: Launa Desy Fatmasari
Editor: Habibah Khaliyah