Efektivitas Perawatan Pasca Operasi Ekstraksi Gigi Pada Kucing

Efektivitas Perawatan Pasca Operasi Ekstraksi Gigi Pada Kucing_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Efektivitas perawatan pasca operasi ekstraksi gigi pada kucing dengan gingivostomatitis di Pet Choice Animal Clinic Surabaya.

Pemeliharaan kucing di Indonesia terus meningkat. Survei Rakuten Insight 2022 mencatat bahwa kucing merupakan hewan peliharaan paling populer di berbagai kelompok usia. Namun, peningkatan jumlah pemilik belum seimbang dengan pemahaman memadai terkait perawatan kesehatan, khususnya kebersihan mulut. Kurangnya perhatian pada aspek ini dapat memicu penyakit seperti gingivostomatitis.

Kucing dan Permasalahan Kesehatan Mulut

Gingivostomatitis merupakan peradangan pada mukosa oral karena reaksi imun tubuh terhadap bakteri plak dan karang gigi. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti pembengkakan gusi, hipersalivasi, anoreksia, dan disfagia. Salah satu penanganan efektif untuk kasus lanjut adalah tindakan ekstraksi gigi.

Penelitian ini mengamati seekor kucing bernama Tofu yang menunjukkan gejala gingivostomatitis kronis. Kucing tersebut telah menjalani berbagai pemeriksaan, termasuk tes virus (FIV, FeLV, FCV, FHV) dengan hasil negatif, serta pemeriksaan darah yang menunjukkan anemia defisiensi besi. Tindakan ekstraksi gigi menjadi pilihan utama setelah pengobatan konvensional tidak menunjukkan perbaikan signifikan.

Prosedur dan Efektivitas Perawatan Pascabedah

Tindakan ekstraksi gigi diawali dengan prosedur anestesi, dental scaling, dan pemantauan kondisi secara intensif. Proses ini menyesuaikan kondisi pasien yang mengalami anemia. Pemberian obat seperti antibiotik (Clindamycin), anti-nyeri (Tramadol), dan anti-inflamasi (Dexamethasone dan Prednisolone) mendukung proses pemulihan. Dokter hewan juga memberikan suplemen darah dan vitamin untuk mengatasi anemia serta menjaga daya tahan tubuh.

Tim medis merawat kucing secara intensif setelah operasi. Menempatkannya di ruang ICU dengan suhu tubuh yang stabil dan memantau risiko komplikasi seperti hipotermia dan pendarahan. Tim juga rutin melakukan perawatan mulut melalui flushing dan pemberian dental gel untuk menjaga kebersihan rongga mulut. Juga melakukan evaluasi kondisi luka secara berkala hingga jahitan benar-benar pulih.

Hasil observasi menunjukkan bahwa kombinasi ekstraksi gigi, pengobatan sistemik, dan perawatan oral mendukung penyembuhan gingivostomatitis secara signifikan. Kucing menunjukkan peningkatan nafsu makan, aktivitas tubuh, dan kondisi gusi yang stabil. Studi kasus ini menegaskan pentingnya perawatan terintegrasi untuk mengatasi gingivostomatitis pada kucing peliharaan.

[BACA JUGA: Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Pada Sapi]

***

Penulis: Intan Fahirah Zamni Akshori

Editor: Habibah Khaliyah