Efektivitas Teknik RICE Dalam Menangani Cedera Ankle di Kalangan Siswa Sekolah Menengah

VOKASI NEWS – Kasus cedera pada ankle banyak ditemukan terjadi pada siswa sekolah menengah dan dewasa muda (RISKESDAS, 2018). Metode yang diterapkan dalam penanganan awal cedera pada ankle memiliki banyak variasi. Salah satu teknik yang umum digunakan adalah teknik RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) yang sering dipilih untuk mengatasi cedera yang terjadi secara tiba-tiba (Van Den Bekerom et al., 2012). Penerapan teknik ini relatif simpel dan bisa dilakukan dengan cepat, karena bertujuan untuk mencegah cedera menjadi lebih buruk (Flint et al., 2014).

BACA JUGA: Peran Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak

Menurut American Academy of Orthopedic Surgeons, sebanyak 25% dari cedera atletik terjadi pada kaki dan bagian sekitar pergelangan kaki (ankle) (G Javier & Lawrence B, 2021). Data ini menunjukkan bahwa cedera ankle merupakan masalah yang signifikan di Indonesia, dengan angka kejadian yang tinggi terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Penanganan yang tidak tepat dan kurang efektif dapat menghasilkan gangguan dan keterbatasan fisik. Akhirnya, akan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menjalani kegiatan sehari-hari.

Apa itu Cedera Ankle?

Cedera pergelangan kaki adalah hasil dari trauma langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan peregangan atau robekan ligamen. Penanganan yang cepat dan tepat penting untuk mencegah komplikasi seperti ketidakstabilan kronis atau cedera berulang (Anderson et al., 2010). Cedera pergelangan kaki sering melibatkan ligamen talofibular anterior (ATFL), ligament calcaneofibular (CFL), dan ligamen talofibular posterior (PTFL). Cedera ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan kronis jika tidak ditangani dengan baik (Hertel, 2002).

Adapun faktor penyebab cede ankle yang kerap terjadi yaitu sebagai berikut:

  • Kegagalan untuk pemanasan
  • Latihan berlebihan
  • Tidak mengambil keselamatan tindakan pencegahan
  • Kecelakaan
  • Peralatan yang tidak sesuai
  • Teknik latihan yang buruk
  • Cedera berulang
  • Faktor genetik
  • Kelemahan otot
  • Kurangnya fleksibilitas (Ilham et al., 2023).

Prinsip Penanganan Cedera dengan Teknik RICE

  1. Rest (Istirahat)

Istirahat adalah bagian penting dari perawatan cedera akut. Istirahat mengurangi  tekanan pada area yang cedera dan mencegah kerusakan lebih lanjut, yang memungkinkan tubuh memulai proses penyembuhan secara alami (Merriman et al., 2015). Berikan waktu istirahat selama 2-3 hari bagi bagian tubuh yang terluka untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan memberikan kesempatan bagi jaringan untuk pulih (Tim Bantuan Medis BEM IKM UI, 2015).

  1. Ice (Pemberian Es)

Tujuan dari penggunaan kompres es adalah untuk mengurangi peradangan. Penggunaan kompres es mengakibatkan penyempitan pembuluh darah di daerah yang terkena, yang mengurangi aliran darah ke lokasi tersebut dan mengurangi peradangan. Penggunaan es dalam 24-48 jam pertama setelah cedera sangat efektif untuk mengurangi inflamasi dan nyeri, sehingga mempercepat pemulihan (Merriman et al., 2015). Berikut adalah cara penggunaan kompres es:

  • Es disimpan dalam kantong dan dibungkus sebelum digunakan. Tidak diperbolehkan ada kontak langsung antara es dan kulit.
  • Kompres es diterapkan pada area yang terluka selama 20-30 menit setiap 2 jam, selama 1-2 hari
  • Pemberian kompres es dihentikan ketika tanda-tanda peradangan berkurang. Tanda-tanda peradangan mencakup kemerahan, pembengkakan, sensasi panas, rasa sakit, dan ketidakmampuan untuk bergerak.
  1. Compression (Kompresi)

Kompresi dimaksudkan untuk menghambat pergerakan otot dan juga dapat mengurangi pembengkakan. Teknik kompresi dilakukan dengan menggunakan perban elastis atau ankle taping. Saat melakukan kompresi, penting untuk memastikan bahwa tekanan yang diberikan tidak terlalu kuat. Dengan memberikan tekanan pada area cedera, kompresi dapat membantu mengurangi pembengkakan dan mendukung jaringan lunak yang cedera (Merriman et al., 2015).

  1. Elevation (Elevasi)

Elevasi dilakukan dengan meletakkan bagian yang terluka di atas suatu benda sehingga daerah yang cedera berada pada posisi yang lebih tinggi daripada jantung. Tujuan dari elevasi adalah untuk mengurangi tekanan pada daerah yang cedera, mengurangi aliran darah ke area tersebut, dan mengatasi pembengkakan.

***

Penulis: Anisa Khairani

Editor: Puspa Anggun Pertiwi