VOKASI NEWS – Penelitian ini membuktikan efektivitas akupunktur dalam menurunkan nyeri Low Back Pain (LBP) pada wanita usia produktif. Titik Shenshu dan Yaotongdian menunjukkan hasil signifikan dalam meredakan nyeri dan memperbaiki fungsi fisik.
Low Back Pain dan Tantangan Penanganannya
Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan keluhan muskuloskeletal yang banyak dialami oleh wanita usia produktif. Kondisi ini ditandai dengan nyeri di area antara tulang iga dan lipatan gluteal, yang berlangsung lebih dari satu hari. Faktor risiko meliputi duduk dalam waktu lama, postur tubuh yang buruk, dan aktivitas mengangkat beban berat. Selain itu, fluktuasi hormon estrogen pada wanita turut meningkatkan kerentanan terhadap LBP akibat melemahnya jaringan penyangga tulang belakang.
Dalam pandangan pengobatan tradisional Tiongkok (Traditional Chinese Medicine/TCM), LBP dikaitkan dengan ketidakseimbangan energi atau Qi, khususnya pada meridian ginjal. Kondisi ini bisa disebabkan oleh defisiensi Jing, Qi, dan Yin, maupun serangan patogen luar seperti angin dan lembab. Terapi akupunktur dipercaya mampu mengembalikan keseimbangan tersebut, memperkuat organ ginjal, dan meredakan nyeri.
Titik akupunktur yang digunakan antara lain Shenshu (BL 23), terletak di punggung bawah dan berkaitan langsung dengan organ ginjal, serta Yaotongdian (EX UE7) di punggung tangan, yang digunakan secara distal untuk mengurangi nyeri pinggang.
Rancangan Penelitian dan Hasil Uji Terapi
Penelitian dilakukan dengan metode Pretest-Posttest Control Group Design yang melibatkan 20 responden, dibagi ke dalam dua kelompok: perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan menerima terapi akupunktur selama 12 sesi dalam empat minggu, sedangkan kelompok kontrol tidak menerima intervensi apa pun. Akupunktur dilakukan menggunakan jarum 1 cun selama 20 menit, dengan teknik tonifikasi dan rotasi searah jarum jam sebanyak 5–6 kali.
Evaluasi dilakukan menggunakan dua instrumen: Oswestry Disability Index (ODI) untuk mengukur tingkat disabilitas, dan Numeric Rating Scale (NRS) untuk menilai tingkat nyeri.
Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya penurunan signifikan pada kelompok perlakuan, baik pada skor ODI (p = 0,005) maupun NRS (p = 0,004). Sementara itu, kelompok kontrol tidak menunjukkan perubahan bermakna (p > 0,05). Uji Mann-Whitney juga menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua kelompok dalam hasil post-test dan perubahan skor (p = 0,001). Temuan ini memperkuat dugaan bahwa akupunktur secara nyata mampu meredakan nyeri LBP, sebagian besar berkat pelepasan endorfin sebagai analgesik alami tubuh.
Akupunktur sebagai Terapi Non-Farmakologis yang Aman
Penggunaan akupunktur dalam mengatasi LBP menunjukkan efektivitas yang menjanjikan, terutama sebagai alternatif terapi non-farmakologis. Berbeda dengan penggunaan obat seperti NSAID atau opioid yang dapat menimbulkan efek samping, akupunktur relatif aman dan minim risiko ketergantungan. Terapi ini juga dapat diintegrasikan sebagai pelengkap fisioterapi atau metode manual lainnya.
Kombinasi titik Shenshu (BL 23) dan Yaotongdian (EX UE7) telah digunakan secara empiris selama ratusan tahun dalam praktik TCM. Hasil penelitian ini memberikan dasar ilmiah yang mendukung keampuhan akupunktur dalam mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi fisik penderita LBP.
[BACA JUGA: Cara Efektif Mengatasi Nyeri Haid Agar Tetap Aktif dan Nyaman Saat Menstruasi]
Dengan hasil yang menjanjikan, akupunktur berpotensi dikembangkan lebih luas di layanan kesehatan tradisional maupun integratif. Penerapan protokol terapi berbasis akupunktur dapat menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas layanan dalam menangani nyeri kronis.
***
Penulis: Dealis Meisyasica
Pembimbing: Dwi Setiani Sumardiko, Lilik Herawati
Program Studi: D4 Pengobat Tradisional
Editor: Fatikah Rachmadianty