Evaluasi Ketahanan Alat Fiksasi Radiografi Waters : Studi Analisis Uji Ketahanan

VOKASI NEWS – Evaluasi ketahanan alat fiksasi radiografi waters, hasil studi analisis uji ketahanan.

Pentingnya Pemeriksaan Radiografi pada Pasien Trauma Kepala

Cedera kepala merupakan salah satu kondisi gawat darurat yang dapat menyebabkan fraktur pada tulang wajah. Struktur wajah yang menonjol membuat area facial bone lebih rentan mengalami cedera akibat benturan keras (Kohler et al., 2024).

Dalam pemeriksaan pasien trauma kepala, teknik radiografi Waters projection sering digunakan untuk mengevaluasi fraktur wajah. Namun, pada kasus tertentu, pasien yang mengalami kehilangan kesadaran atau tidak kooperatif sulit untuk diposisikan dalam posisi erect atau prone. Oleh karena itu, teknik acanthioparietal (reverse Waters) dengan posisi supine menjadi alternatif yang lebih aman dan efektif (Bontrager, 2014).

Fungsi Alat Fiksasi dalam Radiografi Waters

Alat fiksasi dalam positioning pasien bertujuan untuk meningkatkan kualitas citra dan mengurangi risiko pengulangan pemotretan akibat pergerakan pasien (Ballinger, 2016). Salah satu tantangan utama bagi radiografer dalam menangani pasien trauma kepala yang tidak kooperatif adalah penyudutan center ray (CR) yang tidak tepat, yang dapat berdampak pada hasil citra.

[BACA JUGA: Insan Kampus Berkontribusi untuk Negeri: Dialog Inspiratif Dekan Vokasi UNAIR di Radio Suara Muslim]

Dengan menggunakan alat fiksasi, leher pasien dapat diposisikan dengan lebih stabil, sehingga Orbitomeatal Line (OML) dapat membentuk sudut 37° terhadap Image Receptor (IR). Hal ini memastikan kualitas citra yang lebih baik dan mengurangi kemungkinan superposisi pada anatomi sinus ethmoidalis.

Evaluasi Ketahanan Alat Fiksasi melalui Uji Beban dan Uji Keausan

Penggunaan alat fiksasi secara berulang dalam pemeriksaan radiografi dapat menyebabkan keausan pada material, yang berpotensi memengaruhi ketahanan dan fungsinya. Oleh karena itu, dilakukan pengujian untuk menilai kualitas dan keandalan alat melalui dua metode utama, yaitu uji beban dan uji keausan.

1. Uji Beban (Loading Test)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana alat fiksasi mampu menahan beban yang diberikan (working load). Pengujian dilakukan menggunakan dua variasi massa phantom antropomorfik di laboratorium radiografi, yaitu:

  • Phantom kepala (3 kg) → mengalami tekanan sebesar 17% pada 1 area.
  • Phantom seluruh tubuh (45 kg) → mengalami tekanan sebesar 17% pada 2 area.
    Kategori ringan menunjukkan bahwa alat masih dalam batas ketahanan yang aman.

2. Uji Keausan (Wear Test)

Uji ini dilakukan untuk menilai tingkat keausan bahan akibat gesekan atau tekanan berulang. Hasil pengujian menunjukkan bahwa:

  • Phantom kepala (3 kg) mengalami keausan sebesar 17% pada 1 area.
  • Phantom seluruh tubuh (45 kg) mengalami keausan sebesar 17% pada 2 area.
    Kategori keausan sedang menandakan bahwa meskipun terjadi pengikisan, alat masih dapat berfungsi dengan baik.
Kesimpulan: Ketahanan Alat Fiksasi dalam Penggunaan Klinis

Berdasarkan hasil pengujian, alat fiksasi radiografi Waters memiliki ketahanan yang baik terhadap beban dan keausan. Komponen alat tetap berfungsi optimal tanpa memerlukan perbaikan besar. Dengan demikian, alat ini dapat digunakan secara aman dan efektif pada pasien dengan berat badan 3–45 kg, sehingga mendukung peningkatan kualitas pencitraan radiografi dalam pemeriksaan trauma kepala.

***

Penulis : Nadiya Ayu Fitriyah

Pembimbing : Amillia Kartika Sari dan Weni Purwanti

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR